Selasa, 24 Mei 2016

koleksi wisata kuliner indonesia


Wisata Kuliner Indonesia #399
Kuliner Pekanbaru
Bolu Kembojo "Mimie"
Jl. Pepaya (Simpang Jl Durian) - Pekanbaru
Telp: 0812 7573 9161


Apa yang kamu cari ketika bepergian keluar kota? Sebagian akan menjawab oleh-oleh khas daerah itu, dan tentunya oleh-oleh makanan menjadi salah satu favorit sebagai buah tangan bagi keluarga di rumah. Akan tetapi tidak semua daerah/kota dapat menonjolkan kuliner daerah tersebut sebagai oleh-oleh, hanya sebagian yang mungkin melekat di kepala kita seperti pempek di palembang, bakpia di jogja, bandeng di semarang, batagor di bandung, cake pisang di batam dan sebagainya. Nah, kalo bertanya oleh-oleh dari Pekanbaru apa jawaban yang melintas di benak kamu? Lebih dari 15 tahun yang lalu saya sempat tinggal di Pekanbaru dan oleh-oleh yang saya bawa pada saat itu begitu pulang ke Jakarta adalah aneka kudapan dari negeri Jiran hehehe. Tapi sekarang tidak lagi, bulan April 2016 lalu saya kembali berkesempatan mengunjungi ibu kota provinsi Riau ini, dan diajak untuk mengunjungi salah satu sentra oleh-oleh di kota ini, sekaligus pusat produksi salah satu kuliner khas Pekanbaru yang kerap dijadikan oleh-oleh: Bolu Kembojo atau ada juga yang menyebutnya Bolu Kemojo. Seperti apakah Bolu Kembojo itu?

Bolu Kembojo Mini (sumber gambar Instagram @kembojomimie)
Nama Kembojo konon berasal dari bunga kamboja, karena bentuk bolu ini yang seperti bunga kamboja. Seperti bolu yang lain, bahan dasar pembuat bolu kembojo berasal dari tepung terigu, telor, dan mentega. Akan tetapi ada pembeda yang utama dari kudapan khas pekanbaru ini yaitu disertakannya santan dalam adonan serta daun pandan. Ya, warna hijau dari bolu ini muncul dari daun pandan yang juga "menghiasi" aroma bolu ini. Karena menggunakan santan, maka tekstur yang muncul dari bolu kembojo tidak "serapuh" bolu biasa, tapi lebih padat namun terasa lembut. Walau rasa original dari kue khas pekanbaru ini adalah pandan, tapi saat ini para pembuat bolu kembojo di Pekanbaru membuat berbagai variasi rasa seperti durian, jagung, keju dan sebagainya. Karena menggunakan santan, "usia" bolu kembojo ini juga tidak bisa lama, hanya 2-3 hari saja di suhu ruangan, tambahan sekitar seminggu jika kita menyimpannya dalam lemari pendingin.

Bersama Ibu Nurlela Sari, pemilik usaha Bolu Kembojo MIMIE
Ukuran Bolu Kembojo ini aslinya cukup besar, cukup untuk dihidangkan untuk beberapa orang. Dan rasa aslinya pun sangat manis, sehingga tidak cocok bagi sebagian orang. Adalah Ibu Nurlela, pemilik Gerai Bolu Kembojo Mimie, yang melakukan modifikasi bolu kembojo ini baik dari segi ukuran maupun rasa. "Banyak yang bilang ke saya suka repot menghabiskan bolu kembojo ini, padahal tidak tahan lama. Selain itu rasanya terlalu manis. Itu kenapa saya coba memodifikasinya" demikian ujar Ibu Nurlela. Beliau berkreasi dengan menciptakan Bolu Kembojo Mini yang dengan mudah dihabiskan dalam satu suapan, selain itu kadar manisnya juga dikurangi. Hasilnya? Ketika saya mencicipi Bolu Kemojo buatan ibu Nurlela ini, indera pengecap saya langsung jatuh cinta. Rasa agak kering di luar dan lembut padat di dalam begitu mempesona, juga dengan rasa manis yang tidak bikin enek. Saya tidak pernah memakan bolu kemojo yang dibuat dengan resep aslinya, tapi yang jelas resep dari ibu Nurlela ini layak diacungi jempol. Apalagi saya menikmatinya ketika masih hangat, fresh from the oven, aduhai sedapnya...

Gerai Baru Bolu Kembojo MIMIE di Jl Pepaya
Untuk Bolu Kemojo dengan resep khasnya ini, Ibu Nurlela memberikan nama "Bolu Kembojo MIMIE", sekaligus nama yang sama dikenakan buat Gerai Oleh-Olehnya yang cukup besar berdiri di Kota Pekanbaru. "Saya merintis usaha bolu kemojo ini dari nol, dulu jualannya door-to-door keliling ke rumah-rumah, kemudian buka outlet kecil di depan kantor, Alhamdulillah sampai bisa mengontrak ruko besar di Jl. Ahmad Yani. Dan sekarang, walau masih nyicil punya tempat sendiri di sini, supaya kami tidak was was jika sewaktu-waktu pemilik ruko yang di sana memutus kontrak", demikian Ibu Nurlela bercerita tentang perjalanan usahanya di gerai barunya di Jl. Pepaya. Di toko barunya ini, kita tidak hanya bisa menikmati Bolu Kembojo tapi juga aneka kue basah lainnya, dan juga aneka kuliner khas oleh-oleh dari kota Pekanbaru lainnya. Jadi kalo mencari Oleh-Oleh di Pekanbaru, silakan cari Bolu Kemojo Mini sebagai salah satu alternatifnya.

Peta dan Alamat Bolu Kembojo MIMIE:
Jl. Pepaya (Simpang Jl Durian) - Pekanbaru
Koordinat GPS: 0.51651, 101.44379


Minggu, 22 Mei 2016

WisataKuliner Palembang - Nasi Minyak H. Abuk


Wisata Kuliner Indonesia #398
Kuliner Palembang
Nasi Minyak Haji Abuk
Jl. DR. M. Isa No. 9 / 823, Pasar Kuto - Palembang
Telp: 0711 - 352656


"Pilihan lauknya tepat pak, itu memang lauk-lauk yang menjadi khas di tempat ini sebagai teman makan nasi minyak", begitu ujar sang bapak penjaga warung H. Abuk, ketika memeriksa dan menghitung hidangan yang "menghilang" karena saya santap dari meja. Ya, kesempatan saya ke Palembang kali ini tak saya sia-siakan untuk menjajal hidangan Nasi Minyak, sajian yang dulunya konon menjadi sajian eksklusif di Kesultanan. Warung H. Abuk menjadi kedai yang direkomendasikan banyak orang untuk menikmati kuliner ini, sebuah warung sederhana yang terletak di kawasan Pasar Kuto Palembang. Begitu masuk ke dalam warung ini, sang Bapak menyambut ramah dengan menanyakan apa yang hendak saya santap. Saya pun (walau baru pertama datang ke tempat ini) dengan penuh keyakinan meminta disediakan satu porsi nasi minyak dengan aneka lauk yang disajikan di meja, laksana rumah makan padang. Yang pertama hadir adalah Nasi minyaknya itu sendiri, yang langsung menyergap indera penciuman saya dengan aroma rempah yang kuat. Aroma yang hampir serupa jika kita menikmati sajian Nasi Kebuli. Saya harus menahan diri untuk tidak langsung mencicipi nasi minyak ini sampai semua lauk tersaji dan bisa difoto sebelum disantap. Tak berapa lama hadir lauk yang siap menemani sang nasi minyak ini. Apa saja lauk-lauk yang hadir di meja?


Nasi Minyak, ditemani Malbi, Burung Punai Goreng, Sate Pentol dan Sambal Nanas
Ada enam piring kecil yang masing-masing berisi: malbi, kari kambing, sate pentol, gulai tunjang, ayam goreng dan burung punai (puyuh) goreng. Oh iya, tersaji pula dua piring lainnya yang berisi sambal nanas dan acar timun/wortel. Tentunya tidak semua sanggup saya cicipi, maka saya ambil tiga lauk yang saya yakin sulit ditemukan di tempat lain. Yang pertama adalah Malbi, sejenis semur (atau rendang yah?) khas Palembang, dengan cita rasa manis tapi memiliki aroma rempah yang kuat. Bumbu manisnya meresap ke dalam potongan daging sapi yang menjadi bahan utamanya. Kedua, saya raih burung punai goreng, ukuran burung yang kecil membuat tekstur dagingnya renyah karena digoreng kering dengan cita rasa gurih layaknya ayam goreng bumbu kuning. Yang ketiga saya ambil sate pentol, seperti perkedel yang dibuat dari daging cincang dan sayur-sayuran. Tapi ada satu kawan nasi samin yang tak boleh ditinggalkan: sambal nanas. Ya sambal yang disajikan di sini memang special, sambal dibuat selalu baru dengan nanas segar. "Kita tidak pernah menyimpan sambal nanas ini, selalu buat setiap hari, makanya rasanya selalu terjaga segar", demikian ujar si Bapak yang langsung saya amini. Seolah semua sajian itu direkatkan dengan kehadiran sambal nanas ini.

Gulai Tunjang khas dari Warung H. Abuk.
Sebenarnya tiga hidangan lainnya juga tak kalah menggoda, sebut saja Kari Kambing dengan bumbu kari yang "kearab-araban". Daging kambingnya empuk dan tak berbau, di dalam kuah kental kari yang gurih. Atau Gulai Tunjang dengan daging kikil yang tebal nan mempesona. Juga ayam goreng yang dari ukurannya tampaknya dari ayam kampung dan digoreng kering dengan taburan bumbu serundeng di atasnya. Ah, jika rongga perut ini memiliki "extra baggage" takkan kubiarkan mereka hanya mejeng di meja tanpa disentuh sama sekali. Oh ya biaya yang saya keluarkan untuk menikmati sajian tadi tidaklah terlalu besar. Harga satu porsi Nasi Minyak polos Rp. 12ribu, Malbi Rp. 13ribu satu potongnya, sama dengan harga burung punai goreng, sementara sate pentol 6ribu.

Bersama Bpk Muhammad, generasi kedua pengelola Warung H. Abuk
Pilihan saya pada lauk yang menjadi teman Nasi Minyak ini juga diapresiasi oleh sang Bapak penjaga warung karena memang signature dari tempat ini. "Orang yang makan di sini pada umumnya ya meminta lauk-lauk yang bapak santap itu", ujarnya. Saya pun beranikan diri untuk bertanya apakah si Bapak ini yang bernama H. Abuk, seperti nama warung ini. "Itu nama Abah saya yang memulai usaha ini," begitu jawabnya sembari menyerahkan kartu nama. Ternyata beliau bernama Bpk Muhammad, generasi kedua yang mengelola Warung H. Abuk ini. Ramahnya Bapak Muhammad ini membuat saya tak sungkan untuk meminta berfoto bersama beliau, dan beliau pun dengan sangat senang menyambutnya, bahkan meminta anak buahnya untuk mengambil gambar kami juga lewat telepon genggamnya. Sebelum berpamitan beliau sempat berucap "Senang Bapak menyukai masakan di sini, dan semoga kalau ada kesempatan ke Palembang lagi, Bapak mau mampir kembali ke warung kami". Pasti pak, pasti... Saya jatuh cinta dengan cita rasa Nasi Minyak dan aneka lauknya dari Warung H. Abuk ini.

Peta dan Alamat Warung Nasi Minyak Haji Abuk:
Jl. DR. M. Isa No. 9 / 823, Pasar Kuto - Palembang
Koordinat GPS: -2.98043, 104.77139


Senin, 18 April 2016

WisataKuliner Bandung - Soto Ojolali

Soto Ojolali - Bandung
Wisata Kuliner Indonesia #397
Kuliner Bandung
Soto Bandung Ojolali
Jl. Cibadak No. 79, Bandung
Telp: 022 � 4202907


Soto Bandung memang punya ciri khas yang berbeda dibanding dengan soto daerah lain. Kalau di Makassar, soto (atau di sana disebut coto makassar) terkenal dengan kuahnya yang "keruh" akan tetapi kaya rempah, soto pekalongan (tauto) memikat dengan bumbu tauconya, soto lamongan kaya akan taburan koya, soto sokaraja dengan tambahan bumbu kacangnya, soto bogor menggoda dengan kuah kuningnya, soto banjar, soto medan, soto padang dan masih banyak lagi aneka soto yang ada di pelbagai daerah di Indonesia. Nah jadi apa ciri khas yang membedakan soto bandung? Penggunaan lobak putih dan kacang kedele yang bisa kita temukan di dalam kuah bening yang segar menjadi ciri utama dari Soto Bandung ini, selain potongan daging sapi yang menjadi "menu utama" dari sajian ini. Nikmatilah ketika hangat bersama nasi dan kerupuk, maka kita akan menemukan kenikmatan sajian kuliner Bandung yang tidak hanya memanjakan lidah, tapi membawa kita merasuk ke aura kota Bandung yang sejuk.

Kedai Soto Ojolali, Jl. Cibadak No.79
Tidak banyak penjaja Soto Bandung bisa kita temukan walau di kota asalnya, tapi ada satu yang sudah sangat melegenda dan menjadi "top of mind" jika kita berbicara soto bandung ini. Namanya Soto Ojolali, agak absurd memang ketika berbicara soto di ibu kota Jawa Barat ini tapi namanya malah mengambil bahasa Jawa, tapi itu bukanlah sesuatu yang harus diperdebatkan, karena begitu rasa yang berbicara maka kita akan lupa remeh temeh brand seperti itu. Soto Ojolali layak disebut sebagai legenda hidup kuliner Bandung. Bagaimana tidak, Soto ini sudah ada sejak tahun 1939, alias lebih tua usianya dibanding negeri ini sendiri! Saat ini, kedainya dikelola oleh generasi ke 5, dan siap diturunkan ke generasi keenamnya. Saat ini cabang Soto Ojolali sudah "mengepung" kota Bandung. Tidak cuma di pusatnya di Jl Cibadak, kini soto ini juga bisa ditemukan di berbagai mall di kota Bandung, Jl. Ahmad Yani, Jl. Banteng dan sebagainya. Aroma gurih segar dari kuah soto ojolali dengan semburat wangi daun surawung memang terbukti sukses membuat banyak lidah orang kesulitan melupakannya.

Peta dan Alamat Soto Ojolali:
Jl. Cibadak No. 79, Bandung
Koordinat GPS: -6.921770, 107.601223


Minggu, 27 Maret 2016

WisataKuliner Bandung - Bubur Ayam Pak H. Amid


Wisata Kuliner Indonesia #396
Kuliner Bandung
BUBUR AYAM PAK H. AMID (PAJAJARAN)
Jl. Pajajaran No. 105, Bandung
Telp: 022 � 6020864


Bubur ayam di kota Bandung punya ciri khas yang berbeda dengan bubur ayam di kebanyakan kota lainnya. Buburnya cenderung sudah gurih dengan aroma kaldu ayam yang menggoda tanpa dibubuhi apapun, sedangkan bubur ayam di kota lain sang bubur akan diberi guyuran "kuah" kuning yang memberikan aroma gurih pada sajian bubur ayamnya. "Topping" di bubur ayam Bandung pun lebih meriah biasanya, di porsi lengkapnya selain suwiran ayam, kacang dan taburan seledri, kita juga bisa menemukan potongan cakue, ati ampela dan telur rebus. Jadi untuk memilih bubur ayam Bandung yang enak, patokan saya cukup dua: gurihnya bubur ayam dan kelengkapan "topping"-nya.

Dengan patokan itu juga saya menjadikan Bubur Ayam Pak H Amid sebagai salah satu penjaja bubur ayam favorit di kota kembang ini. Terkenal juga dengan sebutan Bubur Ayam Pajajaran, saya mulai mengenal bubur ayam ini waktu zaman kuliah dan langsung jatuh cinta pada suapan pertama. Di tempat inilah saya pertama kali merasakan sajian telur mentah/setengah matang disajikan di dalam bubur yag panas. Buburnya yang gurih bahkan membuat pecinta kecap seperti saya merasa ragu untuk membubuhkannya di atas mangkok, karena takut menodai rasa aslinya. Toppingnya pun berlimpah, kalau kita pesan porsi bubur ayam spesial, maka kita akan mendapatkan sajian yang lengkap di atas bubur ayam: suwiran ayam, cakue, ati ampela, bawang goreng, seledri dan juga telur rebus. Satu porsi Bubur ayam spesial bisa kita nikmati dengan harga Rp. 16.000, menu yang paling mahal di tempat ini.

Bubur Ayam Pak H Amid berjualan di Jl Pajajaran - Bandung sejak 1982. Dahulu lokasinya tidak jauh dari GOR Pajajaran Dan sudah lima tahun terakhir, sejak tahun 2011, menempati tempatnya yang baru masih di ruas jalan yg sama, tepatnya di Jl Pajajaran No 105. Tepat di pertigaan dengan Jl. Arjuna atau seberang kantor Samsat. Jam buka dari bubur ayam ini juga sangat panjang, mulai dari jam 6 pagi, sampai jam 8 malam. Jadi kita bisa menikmati Bubur Ayam tidak hanya sebagai menu sarapan saja tapi juga sebagai menu makan siang dan makan malam. Atau mungkin juga sebagai cemilan sore. Kalau kamu makan bubur ayam biasanya jam berapa?

Peta dan Alamat Bubur Ayam Pak H. Amid (Pajajaran):
Jl. Pajajaran No. 105 (pertigaan dengan Jl. Arjuna), Bandung
Koordinat GPS: -6.90706, 107.59308



Rabu, 02 Maret 2016

WisataKuliner Jakarta - Nasi Uduk Kebon Kacang


Wisata Kuliner Indonesia #395
Kuliner Jakarta
Nasi Uduk Kebon Kacang (Kedai Zainal Fanani)
Jl. Kebon Kacang 8 No. 5, Jakarta
Telp: 021 - 31903863


Menyebut nasi uduk di Jakarta pasti akan langsung dikaitkan dengan Nasi Uduk Kebon Kacang, yang menjadi memiliki brand image yang kuat bagi kuliner khas Jakarta ini. Tapi dimanakah sebenarnya lokasi dari Nasi Uduk Kebon Kacang yang asli? Ya, dengan nama yang sudah sangat lekat sebagai nasi uduk yang kesohor, tak heran banyak penjaja nasi uduk yang melabeli dagangannya dengan nama serupa: Nasi Uduk Kebon Kacang. Akan tetapi jika mau menemukan nasi uduk kebon kacang yang asli, atau mungkin bisa disebut sebagai pelopor nasi uduk di kawasan kebon kacang, langkahkan kakimu ke Jl. Kebon Kacang 8, tidak jauh dari ruas jalan KH Wahid Hasyim yang mengarah ke Tanah Abang. Kedai Zainal Fanani, demikian nama kedai ini, sesuai dengan nama sang pemilik yang meneruskan usaha sang ayah. Dan paling tidak inilah 5 alasan kenapa kamu harus mencoba nasi uduk yang legendaris ini:

1. Sajian Nasi Uduknya yang Unik
Nasi Uduknya disajikan berbeda dengan tempat lain. Tidak langsung di atas piring, nasi uduknya dikemas seukuran kepalan tangan dalam balutan daun pisang. Untuk menikmatinya kita tinggal menyomotnya dari baki yang sudah disajikan di meja dan langsung disimpan di piring kita. Karena ukurannya yang kecil, tentunya tidak cukup hanya satu yang kita ambil. Dua atau tiga bahkan lebih bisa tanpa sadar berpindah ke piring kita, dimana harga satu kepal nasi uduk disini Rp. 2500,-. Harumnya nasi uduk yang khas ditimpali dengan taburan bawang merah goreng benar-benar menggoda seluruh indera kita.

2. Aneka Lauk yang Menggoda
Pendamping dari nasi uduk ini juga memegang peranan penting, kita bisa memilih aneka lauk yang tak kalah menggoda selera dari display kaca begitu kita masuk kedai ini. Ada ayam kampung goreng, ati, ampela, sate udang, empal, paru, babat, iso, tahu, tempe, pete dan sebagainya. Harga lauk di nasi uduk kebon kacang ini bervariasi mulai dari 2000 sampai 20.000. Hati-hati melihat tampilan lauk yang dipajang seperti itu bisa membuat kita kalap juga hehehe.

3. Bumbu Kacang dan Kecap yang Khas
Tidak lengkap rasanya menyantap nasi uduk tanpa kehadiran sambel kacangnya. Beberapa pedagang nasi uduk yang pernah saya sambangi biasanya menyajikan sambal kacang dengan cita rasa gurih dan pedas, cenderung tawar. Tapi di Nasi Uduk Kebon Kacang ini sambal kacang yang disajikan memberikan semburat rasa manis, mungkin karena dipadupadankan dengan kecap manis yang khas. Iya loh, kecap manis yang disajikan di meja merknya khusus, dibagian tengah tertulis "PUAS" dan dikelilingi oleh tulisan "Nasi Uduk kebon Kacang Zainal Fanani - Sejak 1967"

4. Jam Buka yang Panjang
Banyak pedagang nasi uduk yang buka di pagi hari dan sudah tutup menjelang siang atau sore, ada pula yang baru buka di sore hari dan tutup saat malam telah larut. Di Nasi Uduk Kebon Kacang ini jam bukanya cukup panjang, karena sudah mulai berjualan pada pukul 10 pagi dan menutup kedainya pada pukul 12 malam. Hal inilah yang membuat kita bisa leluasa memilih waktu menikmati nasi uduk ini, tetapi yang harus diingat jika datang jam makan siang maka kedai ini akan tampak dipenuhi oleh para pelanggan setianya. Buat parkir pun jadi susah...

5. Kuliner Legenda
Zainal Fanani meneruskan usaha nasi uduk bapaknya yang mulai menjajakan nasi uduk di tahun 1967. Dulu lokasinya di Jl Kebon Kacang I sebelum berpindah ke lokasinya yang sekarang sejak tahun 2000. Berarti usaha Nasi Uduk Kebon Kacang ini sudah hampir bertahan selama 50 tahun atau setengah abad! Jadi kalau menurut saya, mencicipi cita rasa kuliner legenda seperti di sini perlu dilakukan, karena tentunya mereka bertahan bukan tanpa alasan.

Jadi, yuk meluncur ke Kedai Zainal Fanani, untuk menikmati kuliner kondang khas Jakarta: Nasi Uduk Kebon Kacang.

Peta dan Alamat Nasi Uduk Kebon Kacang:
Jl. Kebon Kacang 8 No. 5, Jakarta
Koordinat GPS: 6.18783, 106.8186


Senin, 29 Februari 2016

WisataKuliner Pekanbaru - Sate dan Sop Rusa


Wisata Kuliner Indonesia #394
Kuliner Pekanbaru
Warung Era 51
Jl. Kaharuddin Nasution No. 31 - Pekanbaru
Telp: 0761 - 674679

Tidak ada yang spesial jika kita melihat tampilan depan warung yang berada tepat di pertigaan ke arah Bandara Sultan Syarif Kasim II - Pekanbaru ini. Pun jika kita melihat daftar menunya, tertulis di sana menu-menu standar olahan dari daging seperti: sate, sop, soto, empal, dendeng dan sebagainya. Tapi ternyata ada yang unik di Warung Era 51, demikian nama tempat makan ini, karena semua menu di warung ini adalah olahan dari dari daging rusa, jenis daging yang tidak banyak digunakan oleh tempat makan-tempat makan yang lain. Sate Rusa dan Sop Rusa pun segera saya pesan untuk menghilangkan rasa penasaran saya akan sajian warung ini. Tak berapa lama muncul 6 potong sate dengan nasi hangat di hadapan saya. Rasa legit manis yang kuat langsung menyeruak begitu tusukan sate pertama meluncur ke rongga mulut dan indera pengecap saya, sepintas mengingatkan dengan cita rasa sate maranggi. Bumbu yang disajikan juga unik, sepintas mirip dengan bumbu kecap biasa tapi begitu dicicipi tampaknya seperti sambal olahan yang berwarna gelap. Harga satu porsi sate rusa ini Rp. 24.000 untuk setiap 6 tusuk. Kita pun bisa memesan porsi 10 tusuk seharga Rp. 40.000,-


Sop Daging Rusa menjadi sasaran saya berikutnya, like ordinary traditional soup from Indonesia isi dari sop ini juga terdiri dari wortel, kol, seledri, bawang daun dan sebagainya. Tentunya dengan potongan tulang dan daging rusa sebagai bahan utama. Rasa gurih segar dari sop ini dapat menemani manisnya sate sehingga rasa yang tertangkap oleh lidah kita menjadi balance. Untuk satu porsi sop daging rusa ini bisa kita nikmati dengan harga Rp. 25.000,-.

Sebelum beranjak menuju bandara, saya tak lupa untuk memesan dendeng mentah untuk dibawa pulang. Ya, pastinya dendeng ini juga terbuat dari daging rusa. Jangan bayangkan dendeng di rumah makan padang yah, dendeng rusa ini dendeng manis, bahkan manisnya di atas rata-rata. Buat penggemar manis seperti saya sangat menikmati sajian dendeng rusa ini, tapi beberapa teman yang tidak suka manis merasa olahan dendeng ini tidak pas buat mereka. Selera memang tidak bisa diperdebatkan hehehe. Enaknya, Warung Era 51 lokasinya sangat strategis, tepat di pertigaan menuju arah bandara sehingga menjadi lokasi yang tepat jika kita dalam perjalanan dari dan ke Bandara. Tidak dicantumkannya kata-kata "RUSA" di plang warung ataupun daftar menu memang menjadi misteri, ketika saya tanya ke kasir perihal ini ke kasir, dia pun hanya menjawab, "Wah saya juga gak tau pak, udah dari sananya".



Alamat dan Peta Warung Era 51:
Jl. Kaharuddin Nasution No. 31 - Pekanbaru
Koordinat GPS: 0.470800, 101.454270

Senin, 08 Februari 2016

Wisata7 Kuliner Khas yang Halal di Kawasan Pecinan - Bogor


Wisata Kuliner Indonesia #393
Kuliner Bogor
Jl. Suryakencana - Gg Aut Bogor

Selama perayaan tahun baru Imlek ini, sampai 15 hari ke depan, ada satu ruas jalan di Bogor yang menjadi pusat perhatian. Kenapa? Karena kawasan ini terkenal sebagai salah satu daerah pecinan di kota Bogor, termasuk menjadi salah satu lokasi pusat perayaan Cap Go Meh yang akan diadakan pada tanggal 22 Februari 2016 nanti. Ruas jalan itu adalah Jalan Suryakencana, dimana di salah satu sudutnya terdapat kelenteng tertua di kota Bogor yaitu Kelenteng Hok Tek Bio yang juga menjadi pusat perayaan imlek di kota hujan ini. Tidak hanya itu, Jl Suryakencana juga dikenal sebagai salah satu pusat kuliner tradisional. Membentang sepanjang kurang lebih 1 kilometer mulai dari kawasan Pasar Bogor sampai Perempatan Gang Aut/Jl Roda, beberapa kuliner khas kota hujan hadir di tempat ini. Tentunya ada beberapa kuliner yang non-halal bagi kaum muslim, tapi tetap mayoritas menyajikan kuliner yang halal. Kita akan melihat satu sudut di ruas jalan ini, tepatnya di perempatan Jl Suryakencana dengan Gang Aut dan Jl. Roda. Aneka kuliner tradisional khas Bogor hadir di tempat ini, tapi paling tidak inilah 7 (tujuh) kuliner yang harus Anda coba:



1. Cungkring


Tidak banyak yang mengenal kuliner khas Bogor yang satu ini. Namanya pun asing bagi banyak orang. Tapi di tempat ini ada penjual cungkring yang sudah berjualan selama 3 (tiga) generasi. Cungkring Pak Jumat namanya, diambil dari nama sang penjual generasi kedua. Cungkring sendiri adalah potongan kikil atau bagian pipi sapi yang dimasak dengan bumbu kuning, kemudian disajikan dengan bumbu kacang dengan aroma legit sebagai bumbunya. Ada juga tempe yang digoreng kering serta lontong untuk menemaninya. Cungkring ini hanya ada di pagi hari, mulai pukul 7 sampai sekitar pukul 11. Tapi jika sedang ramai, khususnya di akhir pekan, bisa-bisa jam 9 juga sudah habis.
Coretan lengkap tentang cungkring ini bisa dibaca di sini.

2. Soto Kuning

Soto kuning merupakan salah satu ikon kuliner khas kota Bogor. Kuah santan yang kuning dengan aroma gurih kaya rempah membanjiri mangkok yang berisi daging dan jeroan sapi. Cukup banyak penjaja soto kuning di Jl. Suryakencana ini. Yang banyak direkomendasikan untuk pagi dan siang hari adalah Soto Pak Yusup, sementara kalau sore hari silakan cicipi Soto Pak Salam, yang berada sekitar 50 meter dari sudut jalan ini ke arah Jl Siliwangi. Padatnya antrian para pengunjung di kedai kaki lima ini cukup membuktikan kualitas dan performa dari kuliner yang satu ini. Kurang elok tampaknya jalan-jalan ke Bogor tanpa mencicipi Soto Kuning ini.
Coretan lengkap tentang Soto Pak Salam bisa dibaca di sini

3. Asinan Bogor dan Asinan Jagung Bakar

Ada dua jenis Asinan Bogor yang bisa kita nikmati: Asinan Buah atau Asinan Sayur. Potongan buah seperti timun, nanas, salak, jambu, pepaya, bengkuang dan buah pala "tenggelam" dalam kuah asinan Bogor yang asam dan pedas. Atau bisa juga memilih Asinan Sayur yang berisi wortel, lobak, kol, tauge, sayur asin, tahu, timun, dan sebagainya. Disajikan dengan butiran kacang tanah dan kerupuk kuning sebagai pelengkap. Masuk sedikit dari perempatan tesebut ke Jl. Roda, ada penjual Asinan Bogor yang sudah turun temurun sampai tiga generasi menjajakan kuliner khas Bogor ini.

Nah jika Asinan Bogor sudah terkenal sebagai salah satu kuliner dan oleh-oleh khas Bogor, tapi tahukah Anda ada yang namanya Asinan Jagung Bakar? Ya, jagung manis yang dibakar atau dipanaskan di atas plat besi diguyur dengan "kuah" asinan yang asam dan pedas, serupa dengan kuah asinan Bogor, sueeggerrrr.... Saya lebih suka dibawa pulang untuk disimpan terlebih dahulu di lemari pendingin biar lebih nyosss...

4. Laksa Bogor

Masuk sedikit ke Gg Aut akan kita temui tenda dengan tulisan Laksa Gg. Aut yang menyajikan laksa khas Bogor. Yang menjadi pembeda laksa Bogor dengan laksa lainnya adalah penggunaan oncom sebagai "topping" dari kuah laksa kuningnya. Parutan kelapa yang sengaja dibiarkan kasar juga membuat sajian kuliner bogor yang satu ini spesial.
Coretan lengkap tentang Laksa Gg. Aut bisa dibaca di sini

5. Aneka Pepes

Pepes ayam ataupun pepes ikan mungkin biasa kita dengar atau kita makan. Tapi bagaimana dengan pepes sagu pisang, pepes oncom, pepes pete dan aneka pepes lainnya? Tampaknya hanya di Jl. Suryakencana ini kita bisa menemukannya. Satu kedai kecil menyajikan aneka pepes dan menjadi salah satu buruan para pemburu kuliner di tempat ini.

6. Es Pala dan Es Mangga

Cari yang segar-segar? Es Pala dan Es Mangga di sini bisa jadi solusinya. Didalam es mangga kita akan menemukan potongan buah mangga muda yang diiris tipis di dalam air gula, pun mirip dengan es pala yang berisikan buah pala. Salah satu "dessert" segar khas dari Bogor

7. Bir Kocok

Walaupun namanya Bir,tetapi bir yang satu ini halal koq, karena tidak mengandung alkohol. "Bir tradisional" ini terbuat dari paduan jahe, kayu manis dan gula merah, yang di-"kocok" dengan es batu, sehingga menghasilkan minuman yang menyegarkan rongga mulut tapi dapat menghangatkan badan.

Pada tanggal 10 Februari 2016, Walikota Bogor Bima Arya meresmikan "Lawang Suryakencana", sebuah gerbang kawasan pecinan di depan Jl. Suryakencana, dan juga sebagai salah satu jalan tertua di kota Bogor ini. Kawasan ini juga memang lekat jika kita berbicara tentang wisata kuliner di Bogor, Tidak hanya tujuh jenis kuliner di atas sebenarnya, tapi sepanjang jalan ini kita bisa menemukan aneka jajanan lainnya seperti toge goreng, dodongkal, comro, wedang ronde, gorengan, sate sumsum, nasi goreng pete dan sebagainya. Jadi, catat ruas jalan ini sebagai destinasi Anda yang berburu kuliner di kota ini.

Peta Perempatan Jl. Suryakencana - Gg Aut:
Koordinat GPS: -6.60993, 106.80447


Senin, 01 Februari 2016

WisataKuliner Bandung - Sate Anggrek


Wisata Kuliner Indonesia #392
Kuliner Bandung
SATE ANGGREK H. AHMAD NAWAWI
Jl. Anggrek (Perempatan dengan Jl. RE Martadinata/Riau) - Bandung


Kepulan asap membumbung di sudut Jl. Anggrek kota Bandung, membawa aroma daging terbakar ke udara kota kembang yang sejuk di sore itu. Di kaki lima sudut jalan itu tampak tiga - empat orang tengah mengipasi bakaran sate, dengan ratusan tusuk sate di atasnya. Beberapa pengunjung berdiri menanti pesanannya untuk dibawa pulang, sementara sebagian yang lain duduk di meja-meja sederhana siap menunggu sate yang akan disantap. Itulah suasana di Sate Anggrek H. Ahmad Nawawi yang hampir terjadi setiap sorenya. Sejak buka sekitar pukul setengah 4 sore, para pelanggan sudah menyerbu tukang sate yang memang sudah melegenda ini. Asap mengepul seolah tanpa henti di kedai kaki lima ini, membakar puluhan bahkan ratusan tusuk sate dalam sekali waktu dan menghabiskan ribuan tusuk sate setiap harinya. Bahkan ketika saya berkunjung ke sana, tampak dua orang berkulit putih alias bule sedang menikmati sajian sate ayam di tempat ini. Apa yang sebenarnya menjadi daya tarik dari sate anggrek ini?

Yang pertama jelas murah, harga satu porsi alias sepuluh tusuk dari sate ini hanya berkisar belasan ribu rupiah saja. Harga murah dari sate ini memang sudah terkenal sejak lama, bahkan dulu kedai sate ini juga mengusung nama Sate Mirah yang berarti murah dalam bahasa Sunda. Yang kedua, enak. Harga murah jika tidak disandingkan dengan kualitas yang memadai tentunya tidak akan dapat menarik dan mempertahankan pelanggan. Sate Anggrek walaupun menyediakan sate dengan harga terjangkau, tapi tetap mempertahankan kualitas daging dan bumbu olahannya. Dan yang ketiga adalah cepat. Di sini sate dibakar dalam jumlah banyak sekaligus, sehingga jika ada yang memesan sudah langsung siap saji. Loh nanti satenya keburu dingin dong? Nah ini hal yang unik lainnya yang bisa ketemukan di sini, ada sebuah kuali besar berisikan bumbu kacang selalu berada di atas tungku berbahan bakar arang yang selalu menyala menghangatkan bumbu kacang ini. Sehingga walaupun terkadang satenya sudah tidak hangat, tapi bumbunya terjaga agar selalu hangat agar tidak mengurangi kenikmatan makan kita.


Sate ayam menjadi "primadona" di sate anggrek ini, walaupun ada menu lainnya seperti seperti kambing dan soto sulung. Sate dan soto di sini memang mengusung gagrak Madura. Kedai sate ini dikelola oleh H. Ahmad Nawawi sejak awal tahun 80an dan beliau tetap mempertahankan tempat usaha kaki limanya ini walaupun sekarang sudah menjual ribuan tusuk setiap harinya dan tampaknya enggan untuk berpindah ke tempat yang lebih representatif. Untuk masalah cita rasa, mungkin sate ini masih kalah dengan para legenda sate lainnya di kota Bandung, seperti Sate Maulana Yusuf, Sate Pak Gino, Sate HM Harris ataupun Sate Hadori, yang memang juga memasang harga jauh di atasnya. Akan tetapi Sate Anggrek tetap memiliki tempat tersendiri di hati, lidah dan tentunya dompet warga di kota Bandung.

Peta dan Alamat Sate Anggrek Bandung:
Jl Anggrek (Perempatan Jl Anggrek dan Jl RE Martadinata/Riau)
Koordinat GPS: -6.91264, 107.62865


Sabtu, 30 Januari 2016

WisataKuliner Bogor - Bakso PMI


Wisata Kuliner Indonesia #391
Kuliner Bogor
BAKSO PMI
Jl. Abiyasa Raya No. 69, Indraprasta - Bogor
Telp.: 0857 7613621


Bogor terkenal sebagai kota hujan. Butiran air mengguyur kota ini tidak mengenal musim, menciptakan udara yang sejuk bagi para penghuni dan pengunjungnya. Kuliner apa yang cocok di kota hujan ini? Tentu yang hangat-hangat menjadi pilihan, salah satunya bakso. Ya, bakso sudah menjadi "kuliner sejuta umat" yang mudah ditemukan di berbagai penjuru kota di Indonesia, tak terkecuali di Kota Bogor. Hampir di setiap sudut kota kita bisa temukan "tukang bakso" baik yang berkeliling maupun yang sudah menetap. Salah satu Bakso yang kondang di kota ini adalah Bakso PMI, yang terletak di kawasan indraprasta. Dinamakan bakso PMI karena terletak di belakang Gedung Palang Merah Indonesia (PMI) Bogor. Ingin membuktikan "nama besar"nya, saya mengunjungi kedai Bakso ini. Saya memesan bakso dan sayur, tanpa mie, bihun atau kwietaw yang sebenarnya bisa dijadikan pilihan. Harum kuah kaldu bakso yang gurih langsung menghunjam indera penciuman yang merangsang saya untuk segera mengeksplorasi basonya. Tersaji 1 bakso besar dan empat bakso kecil dalam mangkok di depan saya. Bakso besarnya berisi daging cincang halus di dalamnya, dengan sedikit lemak yang terasa lumer di mulut. Sementara bakso kecilnya memiliki kekenyalan yang aduhai, menggoda kita untuk tidak berhenti mengunyahnya. Tak salah, walau letaknya di dalam perumahan tanpa petunjuk arah yang memadai, Bakso PMI tampak selalu ramai. Satu porsi bakso ini harus ditebus dengan harga 15ribu rupiah.


Banyak yang menyangka PMI diambil dari nama Rumah Sakit PMI yang berada tidak jauh dari tugu kujang, sehingga banyak yang salah menduga lokasi Bakso ini. Saat ini sudah ada dua cabang Bakso PMI yang bisa kita kunjungi, yang pertama ada di Jl. Achmad Adnawijaya (atau yang lebih dikenal dengan Jl. Pandu Raya) dan yang kedua ada di Jl. Achmad Sobana (yang lebih dikenal dengan Jl. Bangbarung, di dalam foodcourt di depan Klinik Medika 24jam). Di antara ketiganya, yang di Jl. Pandu Raya yang paling ramai karena lokasinya strategis dan di pinggir jalan besar. Sedangkan kedai utamanya masuk ke dalam komplek perumahan, tapi juga tidak menyurutkan niat para pelanggannya memenuhi kedai yang tidak seberapa besar itu. Kalau PMI selalu siap membantu kamu urusan darah, maka Bakso PMI siap membantu kamu untuk urusan perut :)

Jadi buat penggemar bakso di Bogor, masukkan nama "Bakso PMI" dalam catatan kamu...

Peta dan Alamat Bakso PMI:
Jl. Abiyasa Raya No. 69, Indraprasta - Bogor
Koordinat GPS: -6.5738, 106.81239


Rabu, 27 Januari 2016

WisataKuliner Bogor - Baso Pak Mien


Wisata Kuliner Indonesia #390
Kuliner Bogor
Bakso Pak Mien
Jl. Pandu Raya - Jl. Pondok Rumput Bogor


Siapa yang tidak mengenal bakso? Bola daging ini memiliki penggemar jutaan orang di Indonesia. Penjajanya pun dapat kita temukan di setiap kota dan di setiap sudut jalan. Saat ini kita pun dapat menemukan baso dalam aneka variannya, seperti bakso cincang, bakso keju, bakso telur dan sebagainya. Umumnya, di setiap kota ada tukang baso yang punya nama besar, ditandai dengan banyaknya pelanggan dan usia usahanya yang umumnya sudah bertahun-tahun. Demikian pula di Bogor, banyak pedagang bakso yang sudah bertahan selama puluhan tahun dan bahkan bisa membuka cabang. Salah satunya adalah Bakso Pak Mien yang membuka kedai pertamanya di kawasan Jl. Pondok Rumput. Saya mengunjungi cabangnya yang ada di Jl Pandu Raya di hari Minggu, sekitar jam 11 siang. Hampir semua bangku terisi ketika saya datang. Ada beberapa opsi yang bisa kita pilih, untuk mie nya bisa pilih mie yamin atau mie ayam, sementara basonya bisa memilih baso biasa atau baso rudal. Dan saya sarankan untuk memilih Baso Rudal nya. Mau tahu alasannya?

Saya memesan satu porsi Mie Yamin Bakso Rudal seharga Rp. 18.000. Hadir dua mangkok di hadapan saya, yang satu berisi mie kuning dan selada yang sudah dibumbui dan ditaburi bawang goreng, sementara mangkuk satu lagi berisi kuah yang sudah berisi tahu yang digoreng kering, potongan lemak sapi, baso kecil dan bakso rudal. Apa sebenarnya baso rudal ini? Bakso yang didalamnya berisi daging dan lemak sapi yang sudah dicincang. Juga terasa terdapat tulang-tulang rawan yang membuat sensasi sendiri dalam proses mengunyahnya. Belum lagi lemak dan daging cincang itu yang disajikan dalam kondisi panas, dan begitu masuk rongga mulut langsung meleleh di lidah. Nyam nyam nyam..... Hal inilah yang membuat saya "mewajibkan" untuk memesan bakso rudal ini jika mengunjungi Bakso Pak Mien.

Eh gak cuma bakso rudalnya loh yang patut dipoedjiken, potongan lemak, tahu, baso polos dan kuah segarnya juga layak diacungi jempol, karena berkat mereka lah satu porsi sajian ini menjadi sempurna. Saya sendiri belum pernah ke kedai utama Bakso Pak Mien ini yang ada di Jl Pondok Rumput, tapi kedainya yang di Jl. Pandu Raya ini hampir selalu tampak penuh. Sebuah tanda bahwa olahan bakso di tempat ini mendapat tempat di hati orang Bogor. Jadi buat penggemar bakso di kota Bogor, kayaknya tempat ini harus deh menjadi salah satu titik yang dikunjungi, selain beberapa tempat-tempat bakso legendaris lainnya seperti Bakso Boboho, Bakso Seuseupan, Bakso Pakde Jangkung, dan lain-lain.

Peta dan Alamat Bakso Pak Mien:
Jl Pandu Raya - Bogor
Koordinat GPS: -6.578466, 106.818222



Kamis, 21 Januari 2016

WisataKuliner Surabaya - Rujak Cingur Ahmad Jais


Wisata Kuliner Indonesia #389
Kuliner Surabaya
RUJAK CINGUR AHMAD JAIS
Jl. Ahmad Jais No. 40 Surabaya
Telp.: 031-532844
3

Rumahnya seperti ruko tua, tidak ada tulisan apapun di depannya. Tapi jajaran bangku di dalamnya tampak dipadati oleh orang-orang, sementara sebagian berdiri di dekat etalase dimana tampak ada dua orang ibu yang tengah meracik sesuatu. Ibu yang tampak lebih tua mengulek bumbu di dalam cobek yang besar, sedang yang lebih muda tengah memotong cingur, alias bagian moncong dari sapi. Ketika saya datang mendekat, sang ibu muda berujar, "Tunggu dulu ya, masih agak lama. Ini ada empat pesanan lagi". Orang yang datang setelah saya pun disapa dengan nada serupa, "Sekitar setengah jam lagi nunggu gak papa? Ini masih ngantri". Itulah suasana sekilas ketika untuk pertama kalinya saya mengunjungi salah satu ikon kuliner Surabaya yang legendaris: Rujak Cingur Ahmad Jais. Rujak cingur adalah kuliner khas Surabaya yang menggunakan cingur sebagai salah satu bahannya, disamping aneka sayuran dan buah-buahan seperti kangkung, toge, bengkuang dan mentimun. Potongan tahu goreng dan tempe kering juga tampak terselip di antaranya sebelum diguyur dengan bumbu rujak berwarna hitam pekat olahan kacang dan bumbu petis yang beraroma khas, hasil ulekan Ny. Ng Giok Tjoe yang sudah mulai berjualan rujak cingur ini sejak tahun 70an. Lalu apa yang membuat istimewa dari Rujak Cingur Ahmad Jais ini sehingga sanggup bertahan hingga puluhan tahun?

Yang pertama jelas bumbunya, harum petisnya sudah menggoda indera penciuman. Dan pada suapan pertama, indera pengecap pun dimanjakan dengan paduan rasa asam, manis dan sedikit cubitan rasa pedas yang menemani segarnya aneka sayuran dan buah, plus uniknya aroma petis yang menjadi aktor utama di bumbunya. Tapi yang paling utama tentunya adalah suguhan cingurnya. Daging cingurnya berlimpah, bersih tanpa bau amis dengan kekenyalan yang pas, tidak alot pun tidaklah terlalu lunak. Satu porsi yang tersaji di Rujak Cingur Ahmad Jais ini juga sangatlah berlimpah, cukuplah untuk berdua kecuali ketika perut tengah keroncongan. Untuk sajian yang spesial ini, harganya juga sangat sepesial. Enam puluh ribu rupiah untuk satu porsinya, dua sampai tiga kali lipat dibanding harga rujak cingur di tempat lain. Tapi hebatnya, harga yang selangit ini tidak menyurutkan pelanggan untuk tetap antri menikmati kuliner khas legendaris dari kota Pahlawan ini.

Untuk minumnya coba minuman khas di tempat ini: Sari Dele atau Cingcau Hitam. Minuman yang disajikan dingin ini menyegarkan tenggorokan di tengah udara kota Surabaya yang panas. Sari dele ini serupa dengan susu kedelai yang memiliki cita rasa yang khas. Cingcaunya juga layak diadu.

Yang belajar ilmu pemasaran tentu mengenal istilah Marketing Mix 4P yang menjadi salah satu kunci sukses pemasaran suatu usaha. 4P itu adalah Product, Price, Place dan Promotion. Tapi di Rujak Cingur Ahmad Jais ini ilmu itu tidak berlaku selain P yang pertama. Produk alias rujak cingurnya memang juara, tapi harganya sangat mahal jauh di atas harga pasaran yang memiliki produk hampir serupa, tempatnya juga tidak terlalu strategis karena terletak di depan jalan yang tidak terlalu besar. Untuk promosi, bahkan sekedar plang nama di depan kedainya pun tidak ada hehehe, bahkan namanya pun hanya diambil dari nama ruas jalan tempat kedai itu berada. Konsistensi menjaga kualitas memang menjadi kunci yang membuat usaha ini tetap bertahan dan menjadi top of mind Rujak Cingur di Surabaya. Photo jajaran selebritis dan pejabat yang tergantung di dinding menjadi salah satu bukti bahwa Rujak Cingur Ahmad Jais ini harus anda jadikan destinasi wisata kuliner jika berkunjung ke kota Surabaya.


Peta dan Alamat Rujak Cingur Ahmad Jais:
Jl. Ahmad Jais No. 40 Surabaya
Koordinat GPS: -7.25544,112.7402


Minggu, 17 Januari 2016

WisataKuliner Madiun - Pondok Catur


Wisata Kuliner Indonesia #388
Kuliner Madiun
PONDOK CATUR
Jl. Raya Monumen Kresek, Wungu - Madiun
Telp.: 0351 476565 / 081 335818089


Usai sarapan Nasi Pecel, beristirahat dan membersihkan badan, tak terasa matahari sudah merambat menuju puncaknya di kota Madiun. Saatnya mencari tempat untuk menyantap makan siang. Tidak ke tengah kota, kendaraan kami meluncur ke arah timur kota Madiun menyusuri jalan yang mengarah ke Monumen Kresek. Gubug Lesehan Pondok Catur, itulah tempat makan yang kami tuju, sebuah tempat makan yang mengusung konsep terbuka dengan saung-saung sambil menghirup segarnya udara di kaki pegunungan. Banyak menu yang ditawarkan seperti ayam goreng ayam bakar, gurame, bebek dan sebagainya. Tapi salah satu menu yang menyita perhatian saya adalah Ikan Wader. Ikan wader adalah ikan kecil yang cukup banyak ditemukan di perairan tawar di pulau Jawa. Ikan wader ini umumnya digoreng kering dengan menggunakan tepung dan kerap dijadikan lauk nasi ataupun kudapan. Demikian pula di Pondok Catur ini, kumpulan ikan wader yang telah digoreng kering disajikan dalam piring kecil. Di tengah udara yang dingin ini, satu piring nasi hangat dengan teman ikan wader dan sambal terasi sudah cukup untuk meningkatkan produksi air liur kita. Sluruuuppp... Harga satu porsi ikan wader Rp. 11.000,-

Menu lainnya yang bikin penasaran di Pondok catur ini adalah Belut. Jika di tempat lain, sajian belut biasanya hanya di goreng, di sini selain belut goreng, kita juga bisa menikmati belut asam manis dan belut rica-rica. Belut disajikan dalam bentuk yang sudah dipotong-potong. Yang bumbu asam manisnya bumbunya meresap ke dalam dengan mempertahankan tekstur lembut khas daging belut. Belut gorengnya juga harus dicoba, krispy di luar tapi tetap lembut di dalam. Satu porsinya Rp. 12.000,-

Jangan lupa untuk menyantap aneka sayuran di Pondok Catur ini, ada urap-urap, ca kangkung, ca tauge dan plecing jowo. Untuk minumnya silakan coba Es Dawet Catur, dawetnya lembut dan terasa terbuat dari bahan alami seperti tepung beras dan daun pandan, dalam "kuah" santan yang ringan dan tentunya gula jawa. Atau boleh juga coba Es Kelapa Muda, yang juga menggunakan gula jawa sebagai pemanisnya.

Hujan turun dengan deras begitu hidangan tersaji di meja. Udara di kaki gunung Wilis ini bertambah dingin dengan guyuran air yang membasahi tanah di sekitar Pondok Catur ini, dan ini membuat nafsu makan juga jadi meningkat. Tak lama aneka hidangan ini pun berpindah ke perut, dan kita perlu kembali ke kota Madiun untuk melanjutkan kegiatan kita. What a lunch....

Peta dan Alamat Pondok Catur Madiun:
Jl. Raya Monumen Kresek, Wungu - Madiun
Koordinat GPS: -7.69969,111.62423


Rabu, 13 Januari 2016

WisataKuliner Madiun - Pecel Mbak Yayuk


Wisata Kuliner Indonesia #387
Kuliner Madiun
PECEL MBAK YAYUK
Jl. S. Parman (depan Carefour) - Madiun


Jam 4 lewat 20 menit, matahari belum menunjukkan sinarnya ketika kereta Gajayana yang saya tumpangi bersandar di stasiun Madiun. Perjalanan lebih dari 10 jam dari stasiun Gambir cukup membuat badan saya remuk dan yang jelas perut keroncongan. Tak heran, begitu rekan-rekan dari Madiun menjemput saya dan rombongan, tujuan pertama kami bukanlah tempat menginap, melainkan tempat sarapan. Tapi apakah sudah ada tempat sarapan yang buka di pagi buta ini? Ternyata tempat makan di kota Madiun banyak yang buka 24 jam, termasuk salah satu kedai yang akhirnya kami sambangi, Depot Mbak Yayuk. Apa menu utama yang disajikan di tempat ini? Apalagi kalau bukan Nasi Pecel. Ya, Pecel memang sudah berhasil menancapkan namanya sebagai top of mind ketika berbicara tentang kuliner khas kota Madiun. Tak lama menanti, satu porsi nasi pecel sudah tersaji dalam pincuk daun pisang di depan saya: nasi putih dilengkapi aneka sayuran seperti tauge, kacang panjang, bayam dan lainnya, kemudian diguyur bumbu pecel dan dibubuhi potongan daun kemangi. Sebagai pelengkap ada taburan serundeng dan peyek teri. Bumbu pecel di mbak yayuk ini cenderung gurih dengan rasa semburat rasa manis yang tidak terlalu kuat, dan rasa pedas yang buat saya cukup, tidak terlalu pedas tapi juga cukup menggigit lidah. Taburan serundengnya tidak hanya menjadi pelengkap penampilan, tapi juga melengkapi cita rasa yang disajikan, ada sentuhan manis juga di sini. Peyek terinya pun layak diapresiasi, nyekris banget dengan rasa asin yang jadi pemersatu semua elemen yang hadir di pecel ini. Yang jadi masalah buat saya di sini adalah porsinya, tanggung. Mau nambah takut kekenyangan, tapi gak nambah kayaknya masih kurang. Mungkin efek dari perjalanan jauh ya, yang membuat rasa laparnya naek level.

Aneka lauk pendamping juga tersedia di sini, ada telur ceplok, telur dadar, paru, ayam goreng dan sebagainya. Kalau buat saya telor ceplok dan paru goreng adalah teman yang paling akrab berdampingan dengan nasi pecel. Selain pecel, di Depot Mbak Yayuk ini juga ada menu utama lainnya yaitu Nasi Rawon. Kuah rawon yang hitam karena olahan kluwek yang khasi dihadirkan bersama nasi putih, potongan daging sapi yang cukup ramah, tauge dan juga sambal di pinggiran piringnya. saya cuma sedikit mencicipi rawon ini karena pesenan teman, tapi kuahnya terasa agak ringan dengan dominan rasa asin gurih yang khas. Agak kontradiktif dengan nasi pecel yang kaya rasa.

Sumber photo: Google Street View
Sangatlah mudah menemukan penjaja nasi pecel di Madiun, hampir di setiap sudut kota kita bisa menemukan penjual kuliner andalan kota ini. Bahkan beberapa di antaranya sudah termahsyur dan berjualan pecel sejak puluhan tahun lalu. Sebut saja Pecel Bu Wo, Pecel Yu Gembrot, Pecel Murni, Warung Pojok dan Depot Mbak Yayuk ini. Kita juga bisa membawa bumbu pecel khas Madiun ini sebagai oleh-oleh ataupun untuk kita nikmati sendiri di rumah. Dijamin bumbu pecel dari Madiun ini berbeda dengan bumbu pecel yang sekarang banyak dijajakan di supermarket di Jakarta. Intinya, jangan pernah ngaku ke Madiun kalau belum mencicipi kelezatan nasi pecelnya.

Peta dan Alamat Pecel Mbak Yayuk
Jl. S. Parman (depan Carefour)
Koordinat GPS: -7.623224, 111.533222