Sabtu, 23 Februari 2013

WisataKuliner Garut - Baso M. Imu


Wisata Kuliner Indonesia #264
Baso M. Imu
Jl. Ciledug No 67 Garut


Lagi-lagi baso, bisa dikatakan setiap daerah punya penjaja bakso yang menjadi favorit. Tak terkecuali di Garut. Salah satu bakso favorit yang direkomendasikan di kota ini adalah Baso M. Imu. Apa sih yang jadi keistimewaannya? Ada tiga jenis bakso yang spesial disini: Bakso Urat, Bakso Jando dan Bakso Merecon. Kalo bakso urat sih udah banyak yang tau, nah kalo bakso jando itu apa yah? Perlu digaris bawahi bahwa jando itu tidak sama dengan janda :) Jando disini adalah tulang rawan sapi, jadi di dalam bakso jando ini terselip tulang rawan sapi yang ketika digigit menciptakan sensasi tersendiri karena sifat tulang rawan yang liat. Ada lagi bakso merecon, yang ini tentunya tidak disisipkan mercon didalamnya, tapi memang ada "mercon" berbentuk cabe rawit alias cengek yang dipotong-potong kecil dan disatukan dalam adonan basonya. Hasilnya "ledakan-ledakan" muncul dalam mulut ketika kita mengunyah baso merecon ini, pedesnya gak ketulungan. Saya ampe keringetan dan nangis. Buat yang gak tahan pedas, hindari deh memesan baso mercon ini, tapi buat pecinta pedas jelas harus coba...

Buat seger-segerannya saya coba memesan Es Buah - nya. Bayangan saya, karena banyak buah yang tersaji di display, Es Buah di Baso Imu ini serupa dengan Sop Buah Pak Ewok yang ada di Bandung. Ternyata beda, Es Buah ini lebih mirip dengan Es Teler. Potongan aneka buah seperti strawberry, melon, nangka, jambu batu, alpukat dan lain-lain dipadukan dengan potongan agar-agar dan ketan hitam di dalam kuah susu plus es batu yang bikin adem. Pas nih buat melawan udara panas kota Garut di siang hari.

Saya dibawa ke Baso M. Imu yang berada di Jl. Ciledug, tepat di ujung pertigaan Jl. Papandayan. Tempatnya kecil, hanya bisa menampung pengunjung dibawah 20 orang, tapi memang pas saya datang kesana, tempat ini penuh dengan para penggemarnya. Memang baso ini enak sih, apalagi baso Jando yang belum saya temukan di daerah lain. Silakan dicoba..

Jumat, 22 Februari 2013

WisataKuliner Surabaya - Soto Kalkulator


Wisata Kuliner Indonesia #263
Soto Kalkulator
Warung Sedap Malam
Taman Bungkul - Surabaya


Mencari makan malam di kota seperti Surabaya memang tidak sulit. Beragam kuliner khas Jawa Timuran bertebaran di kota metropolitan ini. Salah satunya berada di kawasan Taman Bungkul, yang kalau malam tamapak seperti food court dengan banyaknya tenda makanan yang hadir disana. Salah satu kedai yang paling ramai adalah kedai Sedap Malam, yang kondang dengan Soto Daging "Kalkulator"nya. Kuah soto panas yang kaya rempah dengan potongan daging sapi yang empuk diguyurkan ke sepiring nasi, dengan taburan tauge, daun seledri dan bawang goreng. Kuahnya memang aduhai, tidak terlalu pekat tapi tidak pula terlalu encer. Pas...

Apalagi jika ditemani gorengan jeroan yang tersaji di meja. Silakan pilih: ada usus goreng, paru, babat dan limpa. Semua tampak begitu menggiurkan, kalo gak inget umur udah disikat nih semua :) Bumbu khas Jawanya mengingatkan akan masakan ibu di rumah. Ada juga perkedel kentang yang merupakan "sohibnya" soto sejak dulu kala. Kurang pas menyantap soto in tanpa perkedel kentang sebagai pendampingnya :)

Ini masnya yang lagi beraksi menghitung hidangan yang kita santap
Mungkin ada yang bertanya-tanya, kenapa dinamakan Soto Kalkulator? Nama yang gak umum untuk sebuah soto. Anda akan menemukan jawabannya ketika akan membayar. Tanpa alat hitung ataupun sekedar kertas untuk mencatat, sang petugas hitung akan mendatangi meja kita dan dengan gayanya yang unik akan menghitung semua makanan kita di luar kepala! Ya sambil seolah berbicara dia menghitung satu per satu makanan yang kita santap. Walau iseng kita ganggu konsentrasinya dengan menyebut angka yang lain atau berusaha mengalihkan perhatiannya, si mas ini tetap dengan tenang menghitung, malah diselingi candaan, tapi tetap hitungannya tidak meleset. Itulah kenapa tempat ini disebut Soto Kalkulator, karena mereka menghitung pesanan kita justru tanpa "kalkulator", merekalah yang jadi kalkulator hidup. Penasaran?

Mau tahu tempat makan lainnya di Surabaya? Silakan lihat disini -> Wisata Kuliner Surabaya

Rabu, 20 Februari 2013

WisataKuliner Wonosobo - Carica dan Kripik Jamur, Oleh-Oleh dari Wonosobo


Wisata Kuliner Indonesia #262
Carica - Kripik Jamur
Oleh-Oleh Wonosobo


Tak elok rasanya jika mengunjungi suatu kota tidak membawa buah tangan khas dari kota tersebut, khususnya yang berbentuk makanan. Di Wonosobo ada satu oleh-oleh yang tidak boleh tidak dibawa jika kita ke sana: Carica. Pernah dengar kan? Carica adalah semacam buah pepaya dengan pohon dan buah yang lebih kecil dan lebih kenyal. Buah ini kemudian dipotong-potong dan diolah dalam larutan manis yang segar. Kalau jaman dulu carica ini dikemas dalam botol dalam kaca, tapi sekarang ada juga kemasan dalam gelas plastik. Lebih ringan dan lebih praktis. Harga satu kemasan Carica berukuran 300 gram Rp. 6000 saja, dan kalo kita beli satu dus (isi 12) harganya Rp. 70.000. Ada cerita unik dari buah ini, buah ini juga sering disebut sebagai Highland Papaya alias buah pepaya yang tumbuh di dataran tinggi. Konon katanya ada yang pernah mencoba menanam bibit ini di luar Dieng. Hasilnya? Buah yang dihasilkan bisa dikatakan mirip pepaya biasa, bukan seperti carica yang diinginkan. Jadi memang kalo ke Dieng dan Wonosobo, sirup Carica ini tidak boleh dilewatkan...

Ada lagi satu oleh-oleh yang menarik dari kota ini: Kripik Jamur. Aneka jamur yang tumbuh di dataran tinggi Dieng diolah menjadi aneka kripik yang renyah dan gurih. Bahkan banyak yang bilang bahwa kripik jamur ini rasanya mirip sekali dengan kripik paru. Padahal harga kripik paru harganya cukup mahal, sedangkan harga kripik jamur kancing ukuran 200gram adalah Rp. 25.000. Penasaran? Harus dicoba...

Banyak toko oleh-oleh bertebaran di berbagai sudut kota Wonosobo maupun dalam di pinggiran kota. Salah satu tempat saya belanja oleh-oleh adalah toko Cendawan Mas yang pusatnya ada di Jl Bisma no. 110 dan terdapat beberapa toko lainnya di kota ini. Toko ini cukup lengkap menyajikan aneka oleh-oleh dari Wonosobo lainnya seperti Kacang Dieng. Jadi setelah mencicipi Mie Ongklok, jangan lupa berbagi kebahagiaan dengan orang rumah dengan membawakan buah tangan, oleh-oleh khas Wonosobo

Mau tahu tempat makan lainnya di Wonosobo? Silakan lihat disini -> Wisata Kuliner Wonosobo

Sabtu, 16 Februari 2013

WisataKuliner Wonosobo - Mie Ongklok Bu Umi


Wisata Kuliner Indonesia #261
Mie Ongklok BU UMI
Jl. Masjid, Kauman Utara
Wonosobo


Buat saya, ini adalah salah satu jenis olahan mie yang paling enak sedunia: Mie Ongklok, kuliner khas dari kota Wonosobo. Salah satu penjajanya yang banyak direkomendasikan adalah Mie Ongklok Bu Umi. Mie kuning ditambah kol yang sudah direbus, kemudian diguyur dengan kuah "jenang" dari tepung kanji, tak lupa cacahan daun kucai, taburan bawang goreng dan potongan cabe rawit. Cita rasa manis dan gurih dari ebi mencuat sejak suapan pertama, ditambah sentuhan pedas dari cabe rawit... buat saya, mie ongklok ini benar-benar memberikan "keindahan" yang "ngangeni" buat indera pengecap saya. Harga satu porsi mangkuk Mie Ongklok di Bu Umi ini juga cukup terjangkau, hanya Rp. 5.000 saja.

Makan Mie Ongklok tidaklah lengkap jika tidak ditemani dengan sate sapi. Ya, buat saya mie ongklok itu harus di-jejerke dengan sate. Sate sapi yang dihidangkan di kedai Bu Umi ini juga sederhana, dengan potongan daging yang kecil-kecil, dan bumbu kacang yang halus dan manis. Bumbu kacangnya ini sebenarnya yang akan memperkuat rasa kuah "jenang" dari mie ongklok, jadi biasanya saya ambil bumbu sate ini untuk dicampurkan dengan kuah mie ongklok sehingga menciptakan rasa yang paripurna. Nyosss.... Satu porsi sate sapi berisi 10 tusuk ini harganya Rp. 14.000.

Yang tidak boleh dilewatkan sambil makan mie Ongklok ini adalah kudapan khas yang tersaji di meja: Geblek dan Tempe Kemul. Geblek ini mirip dengan cireng kalo dari tatar Sunda, tetapi tidak terlalu asin. Saya sih kalo di rumah seneng makan geblek yang dicocol dengan bumbu pecel. Kalo Tempe Kemul adalah irisan tempe tipis yang digoreng dengan kemul alias selimut tepung yang juga diberi cacahan daun kucai. Gurihh.. Satu porong gorengan ini harganya Rp. 600.

Mie Ongklok dan Sate Bu Umi terletak di Jl. Masjid, tidak jauh dari alun-alun kota Wonosobo, cukup terus menuju ke arah Utara, sekitar 500m kita akan menemukannya di sisi jalan. Ada satu lagi kedai Mie Ongklok yang lebih ramai, yang juga tidak terlalu jauh dari kedai ini, yaitu Mie Ongklok Longkrang. Lebih ramai karena longkrang ini berada di jalan utama yang dilintasi orang yang baru berwisata dari daerah Dieng. Sementara saya merupakan pecinta berat Mie Ongklok karena Wonosobo merupakan kota asal dari keluarga ayahanda tercinta. Jadi sejak kecil, kuliner wonosobo yang satu ini sudah sangat lekat dengan lidah dan hati saya. Tapi sejak mbah sudah tidak ada, saya jarang ke Wonosobo, tapi kerinduan akan mie ongklok selalu terobati karena jika keluarga besar berkumpul di Jakarta atau di Bandung, Mie Ongklok selalu menjadi sajian wajib, karena ibu dan bulik-bulik saya juga piawai memasaknya. Di tengah kesejukan udara kota Wonosobo, Mie Ongklok adalah jawaban paling tepat untuk anda yang mencari kehangatan...

Mau tahu tempat makan lainnya di Wonosobo? Silakan lihat disini -> Wisata Kuliner Wonosobo

Rabu, 13 Februari 2013

WisataKuliner Dumai - Gulai Ayam Pak Datuk


Wisata Kuliner Indonesia #260
RM Pak Datuk
Jl Sudirman No 321 Dumai
Telp: 0765-31587


Satu lagi yang direkemendasikan "harus" untuk dicoba di kota Dumai adalah Gulai Ayam di RM Pak Datuk. Sebuah rumah makan padang yang menyajikan menu yang sedikit berbeda dengan yang biasa saya temui. Berbagai olahan ayam menjadi signature rumah makan ini, karena memang konon, ayam yang dipakai sebagai bahan baku di tempat ini merupakan ayam kampung pilihan. Mari kita coba gulai ayam yang kondang ini... Ayamnya empuk, dengan tekstur serat yang lembut. Bumbu Gulainya? Waini yang luar biasa, kuah santan kental bernuansa merah tapi tidak terlalu pedas, dengan aroma rempah yang kuat menyapu secara sempurna dua potong daging ayam yang disajikan dalam satu piring kecil. Bumbunya meresep sampe ke dalem. Srrrppp...

Ayam Pop nya juga oke banget... Ayam kampung yang diungkep dengan bumbu minimalis kemudian digoreng sebentar untuk lebih "mengeluarkan" rasanya, disajikan dengan sambal merah khas ayam pop. Perpaduan bahan dasar ayam kampung pilihan dengan proses memasak yang paripurna menghasilkan hidangan yang benar-benar akan memanjakan lidah kita....

Masih banyak hidangan lainnnya yang tersaji di meja, tapi menyantap aneka jenis menu masakan ayam saja perut sudah kekenyangan. Lokasinya pun mudah dicapai, hanya sekitar 50 meter dari hotel Grand Zuri tempat saya menginap. Dan saya baru teringat, di tahun 2007 saya pernah juga makan di RM Pak Datuk, tapi di Kota Padang Panjang, yang ternyata cabang dari Dumai ini. Selain di Padang Panjang, cabang lainnya juga tersebar di Duri, Batam, Bagan Batu dan juga di titik lain di Kota Dumai ini. Jadi bagi para pelancong yang kebetulan tengah di Dumai, sempatkanlah mampir ke RM Pak Datuk ini. Dijamin...

Kamis, 07 Februari 2013

Wisata"Rona Wajah" Yang Menyejukkan


Baru tiga kali saya bertemu beliau. Pertemuan pertama adalah pada saat Kopdar Mancing Blogger Bogor yang diadakan pada tanggal 27 Mei 2012 di kolam pancing milik beliau yang ada di kawasan Loji-Sindang Barang, Bogor. Disitulah awal perkenalan dengan seorang profesor yang masih mau berbaur dan tidak mengambil jarak dengan teman-teman Blogger Bogor (Blogor) yang usianya bahkan jauh lebih muda dengan anak-anak kandungnya. Untuk mempersiapakan acara ini, kolam sengaja diisi dengan sekian kilogram ikan hidup agar "anak-anak"nya di Blogor tidak kesulitan memancing ikan. Senyumnya yang teduh benar-benar meneduhkan cuaca siang itu, di sela riuh rendah canda tawa dari teman-teman Blogor dan serta teman-teman dari komunitas blogger lainnya yang diundang untuk bersilaturahmi bersama di acara itu.


Pertemuan kedua adalah pada tanggal 2 September 2012, saat itu dilaksanakan perayaan Ulang Tahun Blogor, lagi-lagi beliau berkenan menyediakan tempatnya (kali ini rumahnya) sebagai tempat berkumpul anak-anaknya di Blogor. Momen ini juga dijadikan ajang serah terima jabatan Pupuhu (Ketua) Blogor dari ketua sebelumnya Matahari Timoer kepada ketua baru Harris Maulana. Pada kesempatan ini, beliau sempat berpesan tentang pentingnya persaudaraan dijaga di antara teman-teman Blogor dan perlunya agar Blogor mengambil peran dan kegiatan yang lebih nyata, yang bermanfaat untuk kota Bogor dan sekitarnya. Di saat ngobrol-ngobrol santai, beliau sempat mengeluhkan semangat ngeblog dari dirinya yang mulai luntur. "Dulu saya bisa 2x posting per minggu, sekarang paling hanya 1x per minggu", tuturnya. Sebuah tamparan buat para blogger muda yang masih ngeblog bulanan, alias sebulan sekali.


Pertemuan ketiga baru terjadi hari Minggu kemarin, tanggal 3 Februari 2013, para pengurus Blogor mengunjungi rumah beliau untuk melaporkan proress kegiatan sekaligus memohon petunjuk dan nasehat dari beliau. Satu yang paling terkesan dari pertemuan ini adalah bagaimana beliau minta diajarin ini dan itu mengenai dunia digital kepada anak-anaknya di Blogor ini, tidak ada kesan bahwa beliau adalah seorang Guru Besar di sebuah Institut ternama di kota Bogor, begitu rendah hati. Senyum dan tawa renyahnya selalu terselip disela wejangan-wejangannya yang menyejukkan dan membesarkan hati anak-anaknya bahwa Blogor akan menjadi sebuah komunitas blogger yang besar dan dapat memberi sumbangsih lebih bagi sekitarnya. Dan hidangan makan siang nasi uduk nan lezat juga telah disiapkan bagi kami. Begitu beliau sangat menghargai tamu-tamu yang mengunjungi kediamannya.

Rabu, 6 Februari 2013, saya tengah dalam perjalanan pulang dari Surabaya menuju Jakarta. Begitu menyalakan telepon genggam setelah mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, banyak pesan masuk melalui email, BBM dan whatsapp. Tidak seperti biasanya. Dan satu subject email yang membuat hati tercekat datangnya dari milis Blogor yang ditulis pertama kali oleh kang Alif Ontohod, bunyinya: "[BLOGOR] Selamat Tinggal Pak Prof Sjafri Mangkuprawira T_T". Agak bingung dengan judul ini, karena baru tiga hari sebelumnya kami bersenda gurau di kediamannya. Tapi setelah membaca isinya dan pesan-pesan lainnya yang muncul memang berita duka itu benar adanya. Tak terasa, berkaca-berkaca mata ini di atas Bus Damri Bandara. Ya hanya tiga kali saya bertemu beliau, tapi kesan yang beliau hadirkan begitu membekas di hati ini. "Rona Wajah", judul blog beliau, memang mengingatkan saya akan rona wajah dan senyum beliau yang menyejukkan, pancaran dari hati beliau yang juga sejuk.



Selamat Jalan Bapak Professor Tb. Sjafri Mangkuprawira, terima kasih atas "bekal" yang telah kau tinggalkan kepada kami, anak-anakmu di Blogger Bogor.

Our death is not an end if we can live on in our children and the younger generation. For they are us, our bodies are only wilted leaves on the tree of life ~Albert Einstein

Semangatmu akan selalu hidup dalam hati kami.

===============================================================
*Coretan non-kuliner ini didedikasikan untuk mengenang Pembina Blogger Bogor, Bpk. Prof. TB Sjafrie Mangkuprawira yang wafat pada acara Rabuan di kampus IPB pada tanggal 6 Feberuari 2013*

WisataKuliner Dumai - Lontong Gulai Gantino Baru


Wisata Kuliner Indonesia #259
Boffet Gantino Baru
Jl Jend Sudirman No 413 DUMAI
Telp.: 0765 32368


Ini adalah kali pertama saya mengunjungi kota Dumai. Langsung bertanya kesana sini tentang kuliner yang wajib dikunjungi di kota ini. Dapatlah rekomendasi dari mbak Mitha via twitternya yang me"wajib"kan saya untuk sarapan Lontong Gantino Baru. Penasaran, akhirnya saya sempet-sempetin untuk sarapan di tempat ini. Entah karena hari Minggu pagi atau tiap hari memang begini, suasana di kedai ini sangat ramai, dipenuhi oleh orang-orang yang berburu sarapan di tempat ini. Menu yang tampaknya menjadi "signature" tempat ini adalah Lontong Gulai. Potongan lontong putih yang kenyal dan padat diguyur bumbu santan khas melayu yang berisikan daun singkong dan nangka muda. Sederhana memang, tapi rasanya tidak sesederhana itu. Kuahnya harus saya kagumi, kental dengan cita rasa yang kuat dan semburat rasa pedas yang menstimulus indera pengecap kita untuk merasakan detail rasa yang disajikan. Harganya cukup 7ribu satu porsinya, ditambah 2 ribu jika ingin menambahkan telur rebus, maka kita bisa mendapatkan sarapan yang berkualitas :)

Minumnya? Cobalah kopi talua alias kopi telur. Telur mentah dikocok dan kemudian diguyur air kopi mendidih menghasilkan perpaduan unik yang tersaji dalam sebuah gelas kecil. Busa dari telur akan muncul di permukaan, kemudian ditaburi bubuk kayu manis yang membuat rasa yang diberikan menjadi lengkap. Satu gelas Kopi atau Teh Talua ini cukup ditebus dengan harga 6ribu saja.

Boffet Gantino Baru ini menempati ruko yang tidak terlalu besar yang berada di bilangan Jl Sudirman Dumai. Kira-kira 200 meter dari hotel Comfort. Masih banyak menu lainnya yang juga tampak menggoda seperti Lontong Pecal, Bubur Kampiun, Bubur Cande dan sebagainya. Tampaknya harus saya simpan dulu ambisi menyikat aneka menu tersebut sampai kunjungan berikutnya. Aamiin....