Selasa, 17 Desember 2013

WisataKuliner Palembang - Lenggang dan Pempek Panggang "SAGA"


Wisata Kuliner Indonesia #303
Pempek "SAGA" Sudi Mampir
Jl. Merdeka (Depan Kantor Walikota)
Telp (0711) 314417
Palembang

Biasanya pempek itu digoreng dan disajikan dengan bumbu cuko yang terpisah. Tapi ada yang beda dengan Pempek Panggang sajian dari Pempek "SAGA" Sudi Mampir ini. Tidak hanya digoreng, pempek disini juga disajikan dengan cara dipanggang. Dan bumbu cuko-nya tidak disajikan terpisah tetapi "diselipkan" di dalam pempeknya tersebut. Cita rasa yang disajikan memang berbeda, rasa ikan tidak terlalu mendominasi pada pempek panggang ini, lebih ringan, tetapi mungkin sedikit mengecewakan bagi yang menggemari aroma ikan yang kuat yang biasa hadir pada pempek. Satu buah pempek panggang ini harganya 4000 rupiah.

Tapi ternyata yang menjadi favorit di tempat ini adalah Lenggang Panggang. Mirip dengan pempek, hanya saja adonan pempek disatukan dalam telur yang sudah dikocok. Di Pempek Saga ini adonan pempek diaduk bersama telur di dalam wadah kotak yang dibuat dari daun pisang kemudian dipanaskan di atas panggangan, setelah adonan setengah matang baru dikeluarkan dari wadah daun pisang untuk dimatangkan langsung di atas panggangan. Untuk satu porsi lenggang panggang ini dihargai Rp. 15.000,-

Ketika saya mengunjungi tempat ini bulan Maret 2013 lalu, di sore hari, tampak kedai ini dipenuhi para pengunjungnya baik dari dalam kota Palembang maupun dari luar kota. Juga tampak beberapa orang kru televisi yang juga tengah membuat liputan di tempat itu. Dengan keunikan sajian yang ada, Pempek Saga Sudi Mampir ini memang memberikan perbedaan dari kedai-kedai pempek lainnya yang bertaburan di kota Palembang ini. Jadi ingin pempek yang berbeda? Silakan cicipi sajian Pempek dan Lenggang Panggang di tempat ini.

Mau cari tempat makan lainnya di Palembang? Cek disini: Wisata Kuliner Palembang

Minggu, 15 Desember 2013

WisataKuliner Bogor - Soto Bogor Pak Salam


Wisata Kuliner Indonesia #302
Soto Bogor Pak Salam
Jl. Siliwangi(setelah perempatan Suryakencana - Gg. Aut)
Seberang Bank Mandiri
BOGOR


Kuah santan kuning dengan harum rempah yang khas dengan pilihan isinya yang bisa kita tentukan sendiri: daging sapi, otak, paru, limpa, lidah, usus, babat dan kikil. Disandingkan dengan nasi yang sudah bertabur bawang goreng. Itulah Soto Bogor, kuliner khas Bogor yang bisa kita nikmati di banyak tempat di kota hujan ini. Tapi ada yang beda dengan tempat yang satu ini, Soto Pak Salam. Berlokasi di salah satu sentra kuliner tradisional kota Bogor, Soto Pak Salam buka tidak di saat jam makan pada umumnya. Pukul 4 sore mulai melayani pelanggan dan dalam waktu dua jam biasanya dagangannya sudah ludes terjual. Antrian tampak selalu memenuhi kedai kaki limanya yang kecil di salah satu sisi Jl. Suryakencana, apalagi di saat akhir pekan dimana banyak orang dari luar kota yang juga ingin turut mencicipi salah satu ikon kuliner Bogor ini. Apa yang membuat Soto Pak Salam ini begitu ramai dikunjungi?

Di kedai kecil itu, kita bisa memilih aneka daging dan jeroan sapi yang akan menjadi isi dari Soto Bogor Pak Salam ini. Biasanya satu porsi berisi 2-4 potong, dengan harga per potong 8 ribu rupiah. Pilihan kita tersebut kemudian akan dipotong kecil-kecil lalu diguyur dengan kuah santan kuning yang sudah siap. Ada dua keunggulan dari soto ini yang saya rasakan begitu suap demi suap masuk ke mulut saya. Pertama adalah kuahnya, biasanya kuah soto kuning itu cukup machtig atau berlemak, tapi di sini kuah santannya terasa cukup light dengan tidak mengurangi cita rasa yang hadir untuk memanjakan indera pengecap kita. Yang kedua adalah isiannya, ada dua pilihan daging dan jeroan sapi  yang bisa kita pilih: rebus dan goreng. Saya cenderung suka dengan yang goreng karena rasa gurihnya akan "bertemu" dengan kuah santan kuningnya, tambah kecap dikit maka hadirlah sajian yang membuat saya, bahkan istri dan anak-anak saya, langsung jatuh cinta pada suapan pertama.

Soto Pak Salam ini memang salah satu legenda kuliner di kota Bogor, tapi terus terang saya baru sempat menyambanginya di bulan Desember tahun 2013 ini. Kenapa? Karena memang jam bukanya yang tidak umum, jam 16 dan habis sebelum jam 7 malam, bukan di waktu jam makan normal. Jika memang tidak memberikan rasa yang special, tentunya tidak akan kedai kecil di pinggir jalan ini selalu disesaki pengunjung yang rela mengantri cukup lama untuk dapat mencicipi hidangan yang disajikan. Ditambah lagi keramahan sang penjaja yang merupakan generasi kedua pemilik kedai ini, dengan celotehan-celotehannya yang menjadi ciri khas. Misalnya: "semangat" untuk pelanggan yang meminta tambahan nasi, "di-setel" untuk meminta pengunjung memilih sendiri isian sotonya, "monitor" menandakan pesanan kita sudah tercatat harganya, "selamat" sebagai pengganti kata terima kasih begitu kita selesai membayar dan masih banyak yang lainnya. Sapaan ini hadir ke setiap pelanggan tanpa kecuali, menjadikan Soto Pak Salam memang tidak hanya hadir di lidah, tapi juga di hati para pelanggannya. "Selamat...."

Lokasi Soto Pak Salam:


Minggu, 08 Desember 2013

WisataKuliner Bogor - Sop Buntut Mang Endang (Incu Ma' Emun)

Wisata Kuliner Indonesia #301
Sop Buntut Mang Endang (Incu Ma Emun)
Jl. Sudirman No. 60
Telp: 0812 1321090
BOGOR

Sebelum disajikan, tali bambu yang mengikat buntut sapi ini dilepas. Kemudian disajikan dalam kuah kaldu segar dengan sedikit sayuran: wortel, kol dan brokoli. Kuahnya ini loh, gurih-gurih gimana gitu, dengan lemak yang minimalis sehingga tidak meninggalkan jejak di mulut kita. Tapi yang juara memang dagingnya, cukup sentuhan kecil untuk melepaskan daging yang melekat pada tulangnya. Inilah alasan mengapa sebelum disajikan, daging buntut sapi ini diikat dengan tali bambu, karena jika tidak maka pasti akan hancur berantakan dan tidak indah untuk disajikan. Belum lagi bumbu yang meresap sampai tulang, memberikan tanda bahwa proses memasak Sop Buntut ini memang melalui proses yang tidak sebentar. Ya, itulah coretan saya setelah mencicipi sajian di salah satu destinasi wisata kuliner di Bogor: Sop Buntut Mang Endang (Incu Ma Emun). Seporsi Sop Buntut segar nan lezat ini harus ditebus dengan uang Rp. 33.000,-


Sop Buntut Ma Emun memang sop buntut legendaris asal kota Bogor, dan saat ini beberapa keturunannya meneruskan usaha dengan resep dari pendahulunya. Sebut saja Ibu Imas yang ada di Jl Bangbarung, dan Mang Endang ini yang ada di Jl. Sudirman, samping Martabak Air Mancur. Buka pukul 10 pagi, biasanya sekitar pukul 2-3 siang, Sop Buntut Mang Endang sudah tutup karena sudah terjual habis. Jika datang pas tibanya waktu makan siang, maka siap-siaplah untuk mengantri tempat duduk di kedai yang memuat sekitar 40 orang ini. Wajar jika di dinding kedainya banyak terpasang berbagai liputan dari media tentang Sop Buntut Mang Endang ini. Penasaran?

Mau tahu tempat makan lainnya di Bogor? Silakan lihat disini -> Peta Wisata Kuliner Bogor