Senin, 29 Februari 2016

WisataKuliner Pekanbaru - Sate dan Sop Rusa


Wisata Kuliner Indonesia #394
Kuliner Pekanbaru
Warung Era 51
Jl. Kaharuddin Nasution No. 31 - Pekanbaru
Telp: 0761 - 674679

Tidak ada yang spesial jika kita melihat tampilan depan warung yang berada tepat di pertigaan ke arah Bandara Sultan Syarif Kasim II - Pekanbaru ini. Pun jika kita melihat daftar menunya, tertulis di sana menu-menu standar olahan dari daging seperti: sate, sop, soto, empal, dendeng dan sebagainya. Tapi ternyata ada yang unik di Warung Era 51, demikian nama tempat makan ini, karena semua menu di warung ini adalah olahan dari dari daging rusa, jenis daging yang tidak banyak digunakan oleh tempat makan-tempat makan yang lain. Sate Rusa dan Sop Rusa pun segera saya pesan untuk menghilangkan rasa penasaran saya akan sajian warung ini. Tak berapa lama muncul 6 potong sate dengan nasi hangat di hadapan saya. Rasa legit manis yang kuat langsung menyeruak begitu tusukan sate pertama meluncur ke rongga mulut dan indera pengecap saya, sepintas mengingatkan dengan cita rasa sate maranggi. Bumbu yang disajikan juga unik, sepintas mirip dengan bumbu kecap biasa tapi begitu dicicipi tampaknya seperti sambal olahan yang berwarna gelap. Harga satu porsi sate rusa ini Rp. 24.000 untuk setiap 6 tusuk. Kita pun bisa memesan porsi 10 tusuk seharga Rp. 40.000,-


Sop Daging Rusa menjadi sasaran saya berikutnya, like ordinary traditional soup from Indonesia isi dari sop ini juga terdiri dari wortel, kol, seledri, bawang daun dan sebagainya. Tentunya dengan potongan tulang dan daging rusa sebagai bahan utama. Rasa gurih segar dari sop ini dapat menemani manisnya sate sehingga rasa yang tertangkap oleh lidah kita menjadi balance. Untuk satu porsi sop daging rusa ini bisa kita nikmati dengan harga Rp. 25.000,-.

Sebelum beranjak menuju bandara, saya tak lupa untuk memesan dendeng mentah untuk dibawa pulang. Ya, pastinya dendeng ini juga terbuat dari daging rusa. Jangan bayangkan dendeng di rumah makan padang yah, dendeng rusa ini dendeng manis, bahkan manisnya di atas rata-rata. Buat penggemar manis seperti saya sangat menikmati sajian dendeng rusa ini, tapi beberapa teman yang tidak suka manis merasa olahan dendeng ini tidak pas buat mereka. Selera memang tidak bisa diperdebatkan hehehe. Enaknya, Warung Era 51 lokasinya sangat strategis, tepat di pertigaan menuju arah bandara sehingga menjadi lokasi yang tepat jika kita dalam perjalanan dari dan ke Bandara. Tidak dicantumkannya kata-kata "RUSA" di plang warung ataupun daftar menu memang menjadi misteri, ketika saya tanya ke kasir perihal ini ke kasir, dia pun hanya menjawab, "Wah saya juga gak tau pak, udah dari sananya".



Alamat dan Peta Warung Era 51:
Jl. Kaharuddin Nasution No. 31 - Pekanbaru
Koordinat GPS: 0.470800, 101.454270

Senin, 08 Februari 2016

Wisata7 Kuliner Khas yang Halal di Kawasan Pecinan - Bogor


Wisata Kuliner Indonesia #393
Kuliner Bogor
Jl. Suryakencana - Gg Aut Bogor

Selama perayaan tahun baru Imlek ini, sampai 15 hari ke depan, ada satu ruas jalan di Bogor yang menjadi pusat perhatian. Kenapa? Karena kawasan ini terkenal sebagai salah satu daerah pecinan di kota Bogor, termasuk menjadi salah satu lokasi pusat perayaan Cap Go Meh yang akan diadakan pada tanggal 22 Februari 2016 nanti. Ruas jalan itu adalah Jalan Suryakencana, dimana di salah satu sudutnya terdapat kelenteng tertua di kota Bogor yaitu Kelenteng Hok Tek Bio yang juga menjadi pusat perayaan imlek di kota hujan ini. Tidak hanya itu, Jl Suryakencana juga dikenal sebagai salah satu pusat kuliner tradisional. Membentang sepanjang kurang lebih 1 kilometer mulai dari kawasan Pasar Bogor sampai Perempatan Gang Aut/Jl Roda, beberapa kuliner khas kota hujan hadir di tempat ini. Tentunya ada beberapa kuliner yang non-halal bagi kaum muslim, tapi tetap mayoritas menyajikan kuliner yang halal. Kita akan melihat satu sudut di ruas jalan ini, tepatnya di perempatan Jl Suryakencana dengan Gang Aut dan Jl. Roda. Aneka kuliner tradisional khas Bogor hadir di tempat ini, tapi paling tidak inilah 7 (tujuh) kuliner yang harus Anda coba:



1. Cungkring


Tidak banyak yang mengenal kuliner khas Bogor yang satu ini. Namanya pun asing bagi banyak orang. Tapi di tempat ini ada penjual cungkring yang sudah berjualan selama 3 (tiga) generasi. Cungkring Pak Jumat namanya, diambil dari nama sang penjual generasi kedua. Cungkring sendiri adalah potongan kikil atau bagian pipi sapi yang dimasak dengan bumbu kuning, kemudian disajikan dengan bumbu kacang dengan aroma legit sebagai bumbunya. Ada juga tempe yang digoreng kering serta lontong untuk menemaninya. Cungkring ini hanya ada di pagi hari, mulai pukul 7 sampai sekitar pukul 11. Tapi jika sedang ramai, khususnya di akhir pekan, bisa-bisa jam 9 juga sudah habis.
Coretan lengkap tentang cungkring ini bisa dibaca di sini.

2. Soto Kuning

Soto kuning merupakan salah satu ikon kuliner khas kota Bogor. Kuah santan yang kuning dengan aroma gurih kaya rempah membanjiri mangkok yang berisi daging dan jeroan sapi. Cukup banyak penjaja soto kuning di Jl. Suryakencana ini. Yang banyak direkomendasikan untuk pagi dan siang hari adalah Soto Pak Yusup, sementara kalau sore hari silakan cicipi Soto Pak Salam, yang berada sekitar 50 meter dari sudut jalan ini ke arah Jl Siliwangi. Padatnya antrian para pengunjung di kedai kaki lima ini cukup membuktikan kualitas dan performa dari kuliner yang satu ini. Kurang elok tampaknya jalan-jalan ke Bogor tanpa mencicipi Soto Kuning ini.
Coretan lengkap tentang Soto Pak Salam bisa dibaca di sini

3. Asinan Bogor dan Asinan Jagung Bakar

Ada dua jenis Asinan Bogor yang bisa kita nikmati: Asinan Buah atau Asinan Sayur. Potongan buah seperti timun, nanas, salak, jambu, pepaya, bengkuang dan buah pala "tenggelam" dalam kuah asinan Bogor yang asam dan pedas. Atau bisa juga memilih Asinan Sayur yang berisi wortel, lobak, kol, tauge, sayur asin, tahu, timun, dan sebagainya. Disajikan dengan butiran kacang tanah dan kerupuk kuning sebagai pelengkap. Masuk sedikit dari perempatan tesebut ke Jl. Roda, ada penjual Asinan Bogor yang sudah turun temurun sampai tiga generasi menjajakan kuliner khas Bogor ini.

Nah jika Asinan Bogor sudah terkenal sebagai salah satu kuliner dan oleh-oleh khas Bogor, tapi tahukah Anda ada yang namanya Asinan Jagung Bakar? Ya, jagung manis yang dibakar atau dipanaskan di atas plat besi diguyur dengan "kuah" asinan yang asam dan pedas, serupa dengan kuah asinan Bogor, sueeggerrrr.... Saya lebih suka dibawa pulang untuk disimpan terlebih dahulu di lemari pendingin biar lebih nyosss...

4. Laksa Bogor

Masuk sedikit ke Gg Aut akan kita temui tenda dengan tulisan Laksa Gg. Aut yang menyajikan laksa khas Bogor. Yang menjadi pembeda laksa Bogor dengan laksa lainnya adalah penggunaan oncom sebagai "topping" dari kuah laksa kuningnya. Parutan kelapa yang sengaja dibiarkan kasar juga membuat sajian kuliner bogor yang satu ini spesial.
Coretan lengkap tentang Laksa Gg. Aut bisa dibaca di sini

5. Aneka Pepes

Pepes ayam ataupun pepes ikan mungkin biasa kita dengar atau kita makan. Tapi bagaimana dengan pepes sagu pisang, pepes oncom, pepes pete dan aneka pepes lainnya? Tampaknya hanya di Jl. Suryakencana ini kita bisa menemukannya. Satu kedai kecil menyajikan aneka pepes dan menjadi salah satu buruan para pemburu kuliner di tempat ini.

6. Es Pala dan Es Mangga

Cari yang segar-segar? Es Pala dan Es Mangga di sini bisa jadi solusinya. Didalam es mangga kita akan menemukan potongan buah mangga muda yang diiris tipis di dalam air gula, pun mirip dengan es pala yang berisikan buah pala. Salah satu "dessert" segar khas dari Bogor

7. Bir Kocok

Walaupun namanya Bir,tetapi bir yang satu ini halal koq, karena tidak mengandung alkohol. "Bir tradisional" ini terbuat dari paduan jahe, kayu manis dan gula merah, yang di-"kocok" dengan es batu, sehingga menghasilkan minuman yang menyegarkan rongga mulut tapi dapat menghangatkan badan.

Pada tanggal 10 Februari 2016, Walikota Bogor Bima Arya meresmikan "Lawang Suryakencana", sebuah gerbang kawasan pecinan di depan Jl. Suryakencana, dan juga sebagai salah satu jalan tertua di kota Bogor ini. Kawasan ini juga memang lekat jika kita berbicara tentang wisata kuliner di Bogor, Tidak hanya tujuh jenis kuliner di atas sebenarnya, tapi sepanjang jalan ini kita bisa menemukan aneka jajanan lainnya seperti toge goreng, dodongkal, comro, wedang ronde, gorengan, sate sumsum, nasi goreng pete dan sebagainya. Jadi, catat ruas jalan ini sebagai destinasi Anda yang berburu kuliner di kota ini.

Peta Perempatan Jl. Suryakencana - Gg Aut:
Koordinat GPS: -6.60993, 106.80447


Senin, 01 Februari 2016

WisataKuliner Bandung - Sate Anggrek


Wisata Kuliner Indonesia #392
Kuliner Bandung
SATE ANGGREK H. AHMAD NAWAWI
Jl. Anggrek (Perempatan dengan Jl. RE Martadinata/Riau) - Bandung


Kepulan asap membumbung di sudut Jl. Anggrek kota Bandung, membawa aroma daging terbakar ke udara kota kembang yang sejuk di sore itu. Di kaki lima sudut jalan itu tampak tiga - empat orang tengah mengipasi bakaran sate, dengan ratusan tusuk sate di atasnya. Beberapa pengunjung berdiri menanti pesanannya untuk dibawa pulang, sementara sebagian yang lain duduk di meja-meja sederhana siap menunggu sate yang akan disantap. Itulah suasana di Sate Anggrek H. Ahmad Nawawi yang hampir terjadi setiap sorenya. Sejak buka sekitar pukul setengah 4 sore, para pelanggan sudah menyerbu tukang sate yang memang sudah melegenda ini. Asap mengepul seolah tanpa henti di kedai kaki lima ini, membakar puluhan bahkan ratusan tusuk sate dalam sekali waktu dan menghabiskan ribuan tusuk sate setiap harinya. Bahkan ketika saya berkunjung ke sana, tampak dua orang berkulit putih alias bule sedang menikmati sajian sate ayam di tempat ini. Apa yang sebenarnya menjadi daya tarik dari sate anggrek ini?

Yang pertama jelas murah, harga satu porsi alias sepuluh tusuk dari sate ini hanya berkisar belasan ribu rupiah saja. Harga murah dari sate ini memang sudah terkenal sejak lama, bahkan dulu kedai sate ini juga mengusung nama Sate Mirah yang berarti murah dalam bahasa Sunda. Yang kedua, enak. Harga murah jika tidak disandingkan dengan kualitas yang memadai tentunya tidak akan dapat menarik dan mempertahankan pelanggan. Sate Anggrek walaupun menyediakan sate dengan harga terjangkau, tapi tetap mempertahankan kualitas daging dan bumbu olahannya. Dan yang ketiga adalah cepat. Di sini sate dibakar dalam jumlah banyak sekaligus, sehingga jika ada yang memesan sudah langsung siap saji. Loh nanti satenya keburu dingin dong? Nah ini hal yang unik lainnya yang bisa ketemukan di sini, ada sebuah kuali besar berisikan bumbu kacang selalu berada di atas tungku berbahan bakar arang yang selalu menyala menghangatkan bumbu kacang ini. Sehingga walaupun terkadang satenya sudah tidak hangat, tapi bumbunya terjaga agar selalu hangat agar tidak mengurangi kenikmatan makan kita.


Sate ayam menjadi "primadona" di sate anggrek ini, walaupun ada menu lainnya seperti seperti kambing dan soto sulung. Sate dan soto di sini memang mengusung gagrak Madura. Kedai sate ini dikelola oleh H. Ahmad Nawawi sejak awal tahun 80an dan beliau tetap mempertahankan tempat usaha kaki limanya ini walaupun sekarang sudah menjual ribuan tusuk setiap harinya dan tampaknya enggan untuk berpindah ke tempat yang lebih representatif. Untuk masalah cita rasa, mungkin sate ini masih kalah dengan para legenda sate lainnya di kota Bandung, seperti Sate Maulana Yusuf, Sate Pak Gino, Sate HM Harris ataupun Sate Hadori, yang memang juga memasang harga jauh di atasnya. Akan tetapi Sate Anggrek tetap memiliki tempat tersendiri di hati, lidah dan tentunya dompet warga di kota Bandung.

Peta dan Alamat Sate Anggrek Bandung:
Jl Anggrek (Perempatan Jl Anggrek dan Jl RE Martadinata/Riau)
Koordinat GPS: -6.91264, 107.62865