Kamis, 24 September 2015

WisataKuliner Bandung - Sate Pak Gino


Wisata Kuliner Indonesia #378
Kuliner Bandung
SATE PAK GINO
Jl. Sunda No. 76 BANDUNG
Telp: 022 4222532


Mumpung masih suasana lebaran haji, saya mau buat coretan tentang salah satu penjaja sate kambing yang layak menjadi rekomendasi kuliner di Kota Bandung yaitu Sate Pak Gino. Olahan sate kambing di tempat ini memang layak diacungi jempol, potongan daging kambing dalam setiap tusuknya besar-besar. Kita bisa memilih apakah ingin sate daging kambing polos alias hanya daging kambing saja, atau ada selipan gajih atau ati-ginjal di antara tusukan daging kambing tersebut. Kesemuanya itu disajikan di atas hot plate yang dapat menjaga kehangatan sate kambing ini sampai kita santap. Sebagai pendampingnya kita diberikan tiga piring kecil yang masing-masing berisi: bumbu kacang, bumbu sambal kecap dan satu piring lagi berisi acar timun dan bawang, potongan tomat, irisan kol dan potongan jeruk nipis. Kita diberi kebebasan untuk meracik sendiri bumbu-bumbu tersebut sesuai selera. Masih terasa kurang akan bumbunya? Minta lagi saja, seperti saya yang meminta tambahan untuk bumbu kecapnya yang terasa cakep dipadukan dengan sate kambingnya.


Tapi perhatian saya di daftar menu tertuju pada satu item yang cukup unik: Sate Susu Kambing. What? Apa susu kambing bisa dijadikan sate? Daripada penasaran saya langsung saja memesan 5 tusuk alias setengah porsi dari sate susu ini. Tak berapa lama hadir hot plate yang di atasnya terdapat sate susu ini, yang ternyata adalah Sate Gajih alias Lemak dari kambing. Ada sedikit kekecewaan karena saya sendiri bukan penggemar gajih kambing. Tapi kekecewaan saya berubah menjadi kekaguman karena gajih yang saya pikir bertekstur lunak ternyata tidak ditemukan di sate susu ini. Setiap tusuk gajih ini teksturnya cenderung liat seperti urat, dan setelah diguyur bumbu kecap kekecewaan saya benar-benar tidak beralasan karena sate susu ini malah menjadi favorit saya. Gajih yang biasanya membuat saya agak enek sama sekali disajikan sangat berbeda di sini.



Ada juga jenis sate yang berbeda di Sate Pak Gino ini, Sate Buntel. Saya mencicipi sate buntel untuk pertama kalinya di Sate Buntel Tembak Segaran di kota Solo dan langsung jatuh hati pada kuliner ini. Walaupun rasa sate buntel di Sate Pak Gino ini masih belum mengalahkan Sate Buntel Tambak Segaran, tapi buat saya sajian ini tetaplah enak dan sama sekali tidaklah mengecewakan. Sate buntel sendiri dibuat dari daging kambing yang dicincang dan kemudian dipadukan dengan telur, daun bawang, tepung roti dan aneka bumbu lainnya. Setelah disatukan kemudian dikukus terlebih dahulu sebelum akhirnya dibakar dan disajikan bersama bumbu kecap sebagai pendampingnya.

Di Sate Pak Gino juga terdapat beberapa menu lainnya seperti sate sapi, sate ayam, tongseng, gule kambing/sapi, nasi goreng dan gule tulang yang juga menjadi favorit di sini. Untuk sate kambing polos harganya Rp. 42ribu per porsi yang terdiri dari 10 tusuk. Jika yang selap gajih, ati dan ginjal harganya 40ribu/porsi, sama dengan harga satu porsi sate susu. Sementara untuk sate buntel harganya Rp. 80 rb/4 tusuk. Tapi semuanya itu kita bisa pesan setengah porsi koq. Bahkan untuk sate buntel kita bisa pesan hanya 1 tusuk (20ribu) karena memang satu tusuknya sudah cukup mengenyangkan untuk satu orang. Mungkin harga sate pak Gino ini terasa mahal, tapi memang kita harus berhati-hati dengan porsinya. Setiap tusuk sate memuat daging dengan ukuran di atas rata-rata, sehingga buat saya satu porsi sate ini cukup untuk disantap berdua. Cita rasa dan penyajiannya di atas hot plate juga membuat saya merasa bahwa harga yang dipatok tersebut setimpal dengan kenikmatan yang disajikan.

Sumber Photo: serbabandung.com
Saya sudah mencicipi Sate Pak Gino sejak jaman masih duduk di bangku SMP dulu, di SMPN 5 Bandung yang memang letaknya tidaklah terlalu jauh dengan Sate Pak Gino ini. Dulu dagangannya masih menggunakan gerobak yang berada di pelataran jajaran toko yang menjual buku dan alat tulis di ruas jalan Sunda ini, tepat di samping rel kereta api. Dan saat ini jajaran toko itu sudah berganti dengan SPBU dan ruko-ruko, namun Sate Pak Gino tetap eksis dan bahkan memperluas area jualannya menjadi bangunan yang cukup besar sehingga mampu menampung banyak pelanggan yang ingin menikmati olahan daging kambing di tempat ini. Jadi buat para penggemar sate kambing yang sedang di Bandung, silakan catat alamat di bawah untuk mencicipin nikmatnya salah satu legenda sate kambing di kota Kembang ini. Pokoknya jika menyusuri Jl. Sunda yang satu arah, setelah pertokoan Yogya langsung ambil jalur kanan, kedai Sate Pak Gino tepat berada di sebelah kanan setelah rel kereta api. Jangan sampai kelewat yah...

Peta dan Alamat Sate Pak Gino Bandung:
Jl. Sunda No. 76 BANDUNG
Koordinat GPS: -6.916734, 107.618293


Senin, 21 September 2015

WisataKuliner Bogor - Bakso Pakde Jangkung


Wisata Kuliner Indonesia #377
Kuliner Bogor
BAKSO PAKDE JANGKUNG
Jl. Sancang No. 7-F BOGOR
Telp: 0813 18331556


Bakso mungkin merupakan kuliner dengan penggemar terbanyak di Indonesia, dan juga memiliki penjual yang paling banyak juga. Hampir semua kota yang saya datangi pasti ada tukang baksonya, baik yang dijajakan dengan keliling ataupun yang bertempat di suatu lokasi permanen. Dan tak jarang pula kita temukan penjual bakso yang memiliki pelanggan banyak, yang umumnya dikarenakan menu yang disajikan memiliki keunggulan di tempat lain. Di Bogor, salah satu penjual bakso yang sukses, bertahan lama dan memiliki pelanggan banyak adalah Bakso Pakde Jangkung. Apa yang membuat bakso ini spesial? Ketika memesan kita dihadapkan pada pilihan apakah akan menggunakan mie kuning, bihun atau kwetiaw sebagai menu utamanya, setelah itu kita juga harus memilih apakah disajikan dalah bentuk kuah atau kering alias yamin. Favorit saya adalah Kwietiaw Yamin yang disajikan dengan baso dalam mangkok yang terpisah. Yang menarik adalah menelaah isi dari mangkok baso nya. Tidak hanya bakso dan sayur saja yang bisa kita temukan dalam kuah kaldu yagn segar, tapi juga ada tetelan daging sapi yang menambah gurih cita rasa kuahnya. Dan yang unik adalah adanya potongan tahu kering. Mirip dengan tahu sumedang, tapi tahu di Bakso Pakde Jangkung ini digoreng sangat kering, hampir menyerupai kerupuk. Rasa gurihnya melengkapi hidangan baso yang juga patut diacungi jempol dari sisi cita rasa dan level kekenyalannya.

Masih ada satu lagi yang spesial dari sajian Bakso Pakde Jangkung ini, apa itu? Paru Goreng... Ya mungkin tidak banyak tukang bakso yang melengkapi sajiannya dengan paru goreng, saya sendiri belum pernah menemukannya di tempat lain. Paru goreng di sini digoreng sampai kering sehingga mirip keripik paru. Bisa dinikmati dengan mencelupkannya dalam kuah baso yang ada, atau dimakan sebagai teman mie yamin, semuanya memberikan sensasi tersendiri. Harga satu porsi Mie Bakso di sini Rp. 16.000, sedangkan untuk satu mangkuk paru goreng juga dihargai sebesar Rp. 16.000. Masih merasa kurang dengan tahu keringnya yang renyah, minta saja extra tahu yang harganya Rp. 7000 untuk satu mangkuknya.

Konon Pakde Jangkung sudah menjajakan dagangannya sejak tahun 1973, dulu masih berkeliling menggunakan gerobak basonya. Kemudian mangkal di tempat semi permanen, sampai sekarang sudah berjualan di ruko yang berada di ruas jalan Sancang. Bahkan saat ini Bakso Pakde Jangkung ini sudah membuka cabangnya di Ruko Yasmin Sektor 6 dan di Jl. Bondongan (Seberang SD Mardi Waluya). Jadi buat kamu-kamu penggemar bakso yang ada di kota Bogor, masukkan Bakso Pakde Jangkung ini dalam daftar kamu. Atau bahkan kamu sudah jadi langganannya?

Senin, 14 September 2015

WisataKuliner Jogja - Mangut Lele Mbah Marto



Wisata Kuliner Indonesia #376
Kuliner Jogja
MANGUT LELE MBAH MARTO
Selatan Kampus ISI
Sewon, Bantul - Jogja


Namanya Mbah Marto, umurnya 92 tahun. Pekerjaannya adalah jualan mangut lele, gudeg dan Garang Asem di dapur rumahnya di kawasan Sewon, Bantul-Jogja. Sejak kapan? Beliau tidak ingat persis tahunnya. "Pokoknya aku jualan sejak umur 20an", ujarnya. Kalo diitung-ditung berarti sejak 70 tahun yang lalu atau sekitar tahun 45-an! Itulah sepenggal informasi yang saya dapatkan ketika berbincang dengan seorang nenek yang ramah di pawon alias dapurnya yang sekaligus dijadikan tempat jualan makanan olahannya yang menjadi legenda di kota Jogja ini. Yang paling banyak diburu adalah mangut lele-nya, jika di tempat lain untuk membuat mangut ini lelenya digoreng dulu, tapi di sini lelenya diasap dengan cara tradisional. Gurihnya daging lele jadi "keluar" dengan teknik memasak ini. Belum lagi bumbu mangutnya yang didonimasi warna merah dari cabai segar yang digunakan, sehingga walau memakai santan dalam proses pembumbuannya, tapi tidak kentara begitu disajikan. Paduan gurihnya daging lele asap dan pedasnya bumbu mangut menjadikan hidangan ini memiliki banyak penggemar fanatik. Termasuk saya yang pada saat itu langsung "tanduk" alias nambah untuk menyantap dua ekor ikan lele yang berukuran cukup besar, hasil resep legendaris dari Mbah Marto.


Tidak cuma Mangut Lele nya saja yang diburu orang di pawon ini. Cobalah aneka hidangan lainnya yang tersaji di dalam baskom-baskom di atas dipan. Ada opor ayam, opor tahun dan telur, sambal goreng krecek, gudeg daun pepaya, garang asem dan juga sate kerang. Semuanya hadir tanpa "kosmetik", disajikan apa adanya. Tapi dari sajian seperti itulah air liur tak terbendung, bahkan menimbulkan kegalauan menu mana yang akan dipilih. Banyak yang merekomendasikan gudeg dan sambal krecek serta garang asemnya yang wajib dicoba. Tapi buat saya tidak ada pilihan yang salah dari hidangan yang tersaji di sini. Yang salah hanyalah rongga perut yang tidak bisa menampung semuanya.

Tidak mudah menemukan Warung Mbah Marto ini memang, butuh guide lokal untuk dapat mencapainya. Saya sendiri diantar teman saya yang warga asli Jogja yaitu mas Amrun dan mas Tepos. Yang saya ingat adalah masuk ke kampus ISI (Institut Seni Indonesia) terus ke perkampungan di belakangnya. Lihat peta di bawah aja deh biar lebih jelasnya. Tapi perjuangan untuk menemukan tempat ini saya jamin sebanding dengan "harta karun" kuliner Jogja yang didapat di tempat ini. Dan beruntungnya saya, Mbah Marto tidak sungkan-sungkan untuk bercerita panjang lebar tentang hidupnya dan keluarganya. Poto-poto mbah marto dengan beberapa selebritis tampak tergantung di dinding, seperti dengan Pak Bondan Winarno dan Rio Febrian. Saya pun tak sungkan untuk mengajak mbah marto berfoto bersama. Uniknya lagi ketika sang anak diminta menghitung makanan dan minuman yang kita santap berempat, dengan sekenanya saja dia menjawab 100ribu :) Tapi pengalaman kuliner di Mangut Lele Mbah Marto sambil berbincang dengan sang empunya ini yang saya nilai Priceless!


Peta, Alamat dan Koordinat GPS Mangut Lele Mbah Marto:
Selatan Kampus ISI
Sewon, Bantul - Jogja
Koordinat GPS: -7.854196, 110.353444