Sabtu, 21 Februari 2015

WisataKuliner Sukabumi - Laksa Indrus (Laksa Pemuda)


Wisata Kuliner Indonesia #359
Kuliner Sukabumi
LAKSA INDRUS
Jalan Pemuda I - Citamiang, Sukabumi


"Coba saja ke Laksa Pemuda, itu kuliner legenda di Sukabumi", begitu saran kawan saya Kang Gery waktu saya bertanya tentang tempat makan siang yang yahud di Sukabumi. Tidak terlalu sulit menemukan tempat Laksa Indrus atau yang juga dikenal dengan Laksa Pemuda, karena lokasinya yang berada di Jl. Pemuda I, salah satunya karena banyaknya orang yang berkurumun di depan Pak Indrus yang tengah menyiapkan laksa yang mereka tengah pesan. Setelah memesan, satu mangkuk laksa tersaji di meja siap untuk disantap. Laksa yang disajikan cenderung gagrak laksa Bogor yang berbeda dengan laksa jakarta, khususnya karena adanya Oncom sebagai salah satu ingredient laksa ini. Ketupat, tahu kuning, oncom, bihun dan tauge tersaji dalam kuah kuning laksa yang khas, dengan topping kerupuk putih dan bawang goreng. Semburat rasa legit nan gurih muncul begitu kuah laksa ini mengalir ke rongga mulut, dan segera ditimpali dengan pulennya ketupat dan lembutnya tahu kuning yang tersedia. Wanginya daun kemangi juga muncul menyempurnakan sajian laksa olahan Pak Indrus ini. Dan kesemuanya itu hanya perlu dibayar dengan harga 7000 rupiah saja! Sebuah harga yang "sederhana" untuk sajian cita rasa laksa yang "mewah".

"Udah jualan sejak tahun 1959. Sebelumnya sih bantu bapak waktu SD, tapi sejak tahun 1959 itulah baru jualan sendiri", tutur Pak Indrus ketika saya tanya sejak kapan beliau mulai berjualan laksa. Bersama istrinya beliau dengan ramah melayani para pelanggan yang, saat saya di sana, tidak berhenti mengalir memesan laksa baik untuk dimakan di tempat maupun yang mau dibawa pulang. "Dulu sih jualannya ngider, baru 6 tahun mulai berjualan di tempat ini", lanjutnya sambil terus menyiapkan laksa yang tengah dipesan di sebuah tempat sederhana yang berada di seberang Kantor Kecamatan Citamiang, sementara sang istri bertugas menjaga arang agar tetap menyala menghangatkan kuah laksa kuning dengan panas yang pas, dan menerima pembayaran dari pelanggan. Laksa Indrus buka sekitar jam 10 pagi dan tutup jam 4 sore atau bisa lebih cepat jika dagangannya habis. Senyum tulus dari pasangan suami istri ini menyejukkan udara Sukabumi siang itu yang cukup menyengat, dan dari senyum itulah saya sadar bahwa lezatnya Laksa Pemuda ini tidak hanya dihasilkan dari olahan bumbu yang tepat, tapi juga karena Pak Indrus memasaknya dengan "hati".

Alamat/Peta Lokasi Laksa Indrus (Laksa Pemuda):


Kamis, 19 Februari 2015

WisataKuliner Medan - Tip Top Restaurant


Wisata Kuliner Indonesia #358
Kuliner Medan
TIP TOP RESTAURANT
Jalan Jend. A. Yani No. 92 Medan
Telp: 061 - 4532042 / 4514442


Jika berbicara kuliner di Kota Medan, maka spot yang satu ini tidak boleh dilewatkan: Restaurant Tip Top. Inilah rumah makan legenda yang sudah berdiri sejak zaman Belanda. Salah satu signature dari rumah makan ini adalah aneka sajian ice cream-nya yang merupakan produksi rumahan. Aneka es krim yang tersaji di sini memang menggugah selera, es krim dengan resep yang sudah diwariskan turun temurun sejak awal resto ini berdiri, dan menjadi favorit orang-orang Eropa jaman dulu yang selalu merasa gerah di kota Medan ini. Buka dari jam 9 pagi hingga 10 malam, membuat kita punya banyak pilihan waktu untuk menikmati hidangan di sini.

Menu lain yang menjadi favorit adalah Bistik Lidah Sapi. Potongan lidah sapi yang disajikan di atas hot plate dengan ditemani french fries dan aneka sayuran salad. Tak lupa saus bistik yang khas. Sekilas rasa bistik lidah sapi ini mengingatkan pada sajian Selat Solo, akan tetapi dengan saus yang lebih kental. Harga satu porsi Bistik Lidah Sapi ini cukup mahal, Rp. 65.000,-, mungkin karena kita tidak hanya membayar makanannya tapi juga suasana tempo doeloe yang dihadirkan di rumah makan ini.

Berdasarkan keterangan yang tertulis pada buku menunya, Tip Top Restaurant awalnya berdiri dengan nama Jangkie pada tahun 1929 di Jalan Pandu, Medan. Ketika itu resto Jangkie menjual kue dan roti olahan sendiri. Baru di tahun 1934, resto ini pindah ke Jl Ahmad Yani dan mengubah namanya menjadi Tip Top yang bermakna "Prima" atau "Sempurna". Setelah pindah inilah, Tip Top mulai mnambah menu, tidak lagi hanya menjual roti dan kue, tapi juga menyediakan sajian lainnya seperti: steak ayam, steak lidah, salad, omelet, bitterballen, pancake, nasi goreng, cap-cay, fouyonghai, gado-gado, kari kambing, roti bakar dan lain-lain. Serta tak lupa es krimnya yang melegenda. Pada masa itu, umumnya pelanggan restoran Tip Top adalah orang Belanda yang bekerja di bagian administrasi dan pegawai perkebunan. Saat ini Restaurant Tip Top dikelola oleh generasi ketiga, dan masih banyak orang tua yang datang ke tempat ini untuk bernostalgia. Kini Tip Top terhimpit di antara gedung-gedung tua yang sudah mulai terancam keberadaannya. Suasana sekeliling terus berubah dan Tip Top sebagai porosnya dengan suasana oldies yang tetap dipertahankan sampai sekarang. Properti ruangan seperti meja, kursi dan piano masih digunakan, peralatan masak yang sudah tua pun tetap dipakai hingga kini.

Jadi jangan lewatkan untuk menikmati suasana "Belanda" sambil menikmati hidangan "tempo doeloe" di Restaurant Tip Top ini jika tengah berkunjung ke kota Medan.

Sabtu, 07 Februari 2015

WisataKuliner Jakarta - Nasi Uduk Pasar Hias Rias Cikini


Wisata Kuliner Indonesia #357
Kuliner Jakarta
Nasi Uduk Pasar Hias Rias Cikini - Jakarta
Telp: 0812 94495873 / 0812 88926226


Nasi Uduk dan Bubur Ayam adalah menu yang biasa disantap di pagi hari alias untuk sarapan. Akan tetapi cobalah langkahkan kaki ke Pasar Hias Rias Cikini di malam hari, pelataran pasar ini disulap menjadi tempat makan yang luas dengan dua menu utama yang ditawarkan: Nasi Uduk dan Bubur Ayam. Ya, di sini nasi uduk dan bubur ayam memang menjadi menu makan malam. Beberapa bulan lalu saya sempat menikmati sajian bubur ayamnya, dan sekarang Nasi Uduk menjadi sasaran utama saya. Nasi uduk merupakan kuliner khas Jakarta, yaitu nasi yang dimasak dengan santan dan aneka bumbu lainnya. Jadi walaupun tampilannya putih mirip seperti nasi biasa tapi kita bisa menemukan perbedaannya begitu suapan pertama masuk ke dalam mulut. Rasa gurih yang nendang menjadi ciri khas dari nasi uduk ini. Taburan bawang goreng memperkuat rasa gurih dari nasi uduk ini. Sebagai pendamping, Nasi Uduk Pasar Hias Rias Cikini ini menyediakan aneka lauk seperti: ayam goreng, ayam bakar, bebek goreng, bebek bakar, sate jeroan, sate telur empal, paru goreng, udang goreng/bakar, tahu dan tempe. Tak lupa timun, selada dan irisan tomat menjadi lalapan sebagai pelengkap sajian ini. Sambal yang disajikan ada dua macam: Sambal terasi dan sambal kacang. Memang, nasi uduk ini paling cocok disajikan dengan sambal kacang yang khas.

Meja-meja pendek dan tikar disediakan buat anda yang gemar makan dengan lesehan. Tapi yang tidak biasa lesehan, meja dan kursi juga tersedia di tempat ini. Buka mulai pukul 7 malam, Bubur Ayam dan Nasi Uduk Pasar Hias Rias Cikini ini hampir tidak pernah terlihat sepi. Bahkan di akhir pekan, siap-siap saja untuk mengantri untuk mendapatkan tempat makan di sini, padahal meja yang tersedia di tempat ini cukup luas. Memang rasa tak bisa berdusta. Jadi buat kamu yang mencari tempat kuliner di Jakarta di malam hari, silakan meluncur ke Pasar Hias Rias Cikini.

Alamat / Peta Lokasi Bubur Ayam dan Nasi Uduk Pasar Hias Rias Cikini: